Lahan Eks Transmigran 'Disulap' Jadi Lumbung Pangan Jokowi

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
20 October 2020 16:38
Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi untuk Pengembangan Food Estate di Kalteng Dimulai Oktober 2020 (Dok. PUPR)
Foto: Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi untuk Pengembangan Food Estate di Kalteng Dimulai Oktober 2020 (Dok. PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah mulai digarap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Proyek ini memanfaatkan lahan tak terpakai yang sudah ditinggalkan para transmigran.

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Ekonomi dan Investasi, M. Zainal Fatah, menegaskan bahwa proyek ini tidak membuka lahan baru, tetapi memanfaatkan lahan yang sudah ada.

"Lahan-lahan yang sebenarnya sudah tersedia, sudah potensial, kita udah pernah membangun namun lama ditinggal transmigran maka ada beberapa yang bisa kita revitalisasi. Jadi tidak membangun baru tapi rehabilitasi dan peningkatan," ujarnya dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (20/10/2020).

Dikatakan, proyek ini penting sebagai penunjang pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, isu ketahanan pangan sedang jadi perhatian dunia yang diprediksi bakal terjadi krisis pangan.

"Di dalam konteks pemulihan ekonomi, tadi Pak Wamen menyampaikan, tahun ini adalah tahun memastikan bahwa kita bisa bertahan. Mereka yg terdampak pendapatan dan mata pencaharian berkurang, kita pikirkan banyak kegiatan padat karya. Namun demikian untuk pembangunan infrastruktur jangka panjang tidak bisa dinikmati dalam waktu sekejap satu dua tahun maka ada kegiatan lain, pertama food estate di ex PLGĀ (Proyek Lahan Gambut) Kalteng," urainya.

"Ini sekaligus menjawab informasi FAO karena kita akan mengalami krisis pangan," lanjutnya.

Diharapkan 2021 ada 133 ribu hektare lahan yang sudah direhabilitasi. Saat ini, lahan yang sudah tergarap sebesar 32.000 hektare di tahun 2020.

"Tentu dengan yang tahun ini (32.000 hektare) maka ini akan menjadi 165.000 hektare," ucapnya.

Sejalan dengan itu, Kementerian PUPR juga menggencarkan program penyerapan karet rakyat. Pihaknya membeli produk-produk karet dari petani untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku aspal.

"Kami juga melakukan pembelian produk produk rakyat untuk sekaligus mendorong program pemulihan ekonomi nasional. Terutama karet petani data terakhir melampaui 11 ribu ton untuk digunakan nanti di proyek infrastruktur terutama pada marka jalan dan lain-lain. Ini adalah pembelian langsung kepada petani setempat bukan melalui rantai pasok yang lain," ucapnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Besok, Jokowi Terbang ke Kalteng Cek Lumbung Pangan 'Raksasa'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular