
Selamat dari Covid, Ini Kisah Eks Bos CIMB Niaga Arwin Rasyid

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak ada seorangpun yang ingin menambah daftar panjang pasien Covid-19 di Indonesia. Bahkan, di antara para pasien tersebut, awalnya tidak menyangka bahwa dirinya adalah satu dari sekian ratus ribu pasien Covid-19 di Indonesia.
Bankir dan pengusaha Indonesia, Arwin Rasyid menceritakan pengalamannya beberapa waktu saat dirinya terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit akibat Covid-19.
"Saya sedang liburan di Bali. Demam malam hari, saya pikir biasa. Tak ada tanda covid-19, pilek, batuk, hilang indra penciuman. Saya putuskan kembali ke Jakarta, sebelumnya naik pesawat rapid hasilnya negatif," katanya secara virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Nyatanya, saat dilakukan swab test di Jakarta, dirinya ternyata positif Covid-19. Selanjutnya, kawan-kawannya yang lain, juga ternyata terpapar. Dari sini, dia mengaku lalai dan menyesal.
"Terus terang saya lalai, makan bersama, lepas masker. Duduknya dekat-dekat. Saya tak tahu di antara kita apakah ada yang OTG," katanya.
Perasaan cemas dan stres sempat dia rasakan hingga hari ketiga di RS. Dia tak menyangka, akan diisolasi, kondisi sakit dan tidak bisa dijenguk oleh keluarga.
"Saya di RS stres, cemas. Baru hari ketiga saya optimis. Bayangkan saja masuk RS, tidak bisa dikunjungi. Mulai diare, batuk, ada kecemasan luar biasa. Akhirnya setiap malam, saya berdoa. Bisa bangkit di hari ketiga. Kenapa menyesal terus, lebih baik bangkit," katanya.
Ada tiga pesan yang disampaikan, pertama Covid-19 bisa datang dengan berbagai cara. Menurutnya jangan terkecoh dan tetap hati-hati. Kedua, saat terpapar Covid-19 jangan lantas panik.
"Ketiga optimis. Saya bisa optimis baru bisa menerima apa yang terjadi, oleh karena itu banyak berdoa, optimis," katanya.
Wartawan Kompas.com, Singgih Wiryono juga menceritakan bagaimana dia harus melakukan isolasi mandiri di rumah. Beruntung, istrinya menjaga dengan baik sehingga meski satu atap, istri tidak terpapar.
"Dia 24 jam selalu #pakaimasker. Pesan saya pertama jangan sampai kita sendiri terpapar baru percaya Covid-19. Kedua, jika positif sebaiknya dibawa santai," katanya.
Hal senada juga dijelaskan oleh News Director Caping, Vinna Melwanti. Dirinya bahkan sampai harus dirawat di ruang ICU. Dia merasa ada di waktu dan tempat yang salah saat Covid-19 menginfeksi dirinya.
"Saya pasien waktu yang salah. Saat RS full. Kabar pasien yang berebut kamar, kala itu banyak beredar kabar, wisma atlet RS penuh saya ada di situasi itu. Kalau boleh dibilang, ditanya, apa yang membangkitkan saya, karena ingin menulis," katanya.
Psikolog, Edward Andriyanto Sutardhio mengatakan saat menghadapi kenyataan bahwa seseorang positif Covid-19, hal yang bisa dilakukan adalah menciptakan target jangka pendek.
"Jadi harus ciptakan mindset saya bisa sembuh. Jadi bisa setting ke tujuan lebih pendek, semangat, stres turun, imunitas tubuh melawan virus," katanya.
Menurutnya, biasa yang terjadi adalah penyakit bisa menular dari satu orang ke orang lain. Namun hal ini bisa ditangkal dengan support system yang baik, yaitu terutama dari orang-orang terdekat. "Kalau sekeliling kuat, dia akan kuat," tegasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak