Mentan: Bakal Ada La Nina, Petani Harus Antisipasi Stok!

Sandi Ferry, CNBC Indonesia
17 October 2020 14:40
Ist Kementerian Pertanian
Foto: Ist Kementerian Pertanian

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali pada Kamis (15/10/2020). Desa itu merupakan salah satu desa yang fokus mengembangkan produk pertanian.

Dengan embung tadah hujan seluas 2 hektar, desa ini mampu memanfaatkan untuk pemeliharaan ikan, wisata, serta pemancingan yang dikelola oleh masyarakat setempat dan badan usaha milik desa (Bumdes). Ia meminta pemberdayaan masyarakat tani terus dikembangkan di desa tersebut, termasuk dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

"Setiap rumah ada tanaman kelapa dan jeruk untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang ada," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi pada Sabtu (17/10/2020).

Upaya kemandirian menurutnya harus terus dilakukan. Selain mengantisipasi Covid-19 yang juga belum selesai, potensi tidak menentunya iklim ke depan juga perlu disiasati.

"Melihat kondisi saat ini, saya berharap produksi tetap jalan walaupun kemarau basah. Bahkan diprediksi Desember sampai Januari akan ada la nina sehingga curah hujannya tinggi. Ini yang harus kita antisipasi, antisipasi dengan stok," ujarnya.

Demi meningkatkan stok tersebut, Kementan masih dalam proses percobaan dan percontohan mengembangkan industri pertanian di tingkat petani. Tujuannya agar pasca panen diurus dengan mengindustrikan menjaga kualitas lebih tinggi.

"Di Boyolali ini saya ingin produksinya berakhir di industri kecil, kita tahu pertanian masih berjalan maju bahkan PDB tetap naik 16,4%. Akselerasi tetap berputar baik. Dari Januari sampai Juli ekspor pertanian di atas Rp 251 triliun, ini membuktikan pertanian tidak terganggu covid," ujarnya.

Di tempat sama Kepala Desa Giriroto Purwanto akan menyiapkan dengan serius arahan Syahrul untuk mulai hilirisasi produk petani. Ia menyebut Desa Giriroto telah melakukan pemanfaatan lahan perkarangan, pemeliharaan ikan lele dan pembuatan makanan sagon, pemanfaatan limbah rumah tangga melalui pemilahan sampah organik dan anorganik.

"Saya merasa sangat bangga dikunjungi Pak Menteri, sebagai wujud apresiasi pemerintah pusat di desa kami ini. Tentunya hal ini menjadi tugas kita bersama untuk memberdayakan petani disini," ujarnya.

Memang tidak mudah, apalagi sejumlah ganjalan ada di depan mata. Desa Giriroto yang terletak 15 km dari Waduk Cengklik terkadang kesulitan memperoleh pengairan. Dengan adanya pendangkalan, enceng gondok dan keramba ikan di Waduk Cengklik, menyebabkan pengairan dari waduk tidak sampai ke desa, sehingga diperlukan pengerukan dan penataan jadwal pengairan untuk lahan pertanian.

Hal ini diakui oleh Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Wiwis. Sebagai langkah solusinya, akan dilakukan pengembangan pemanfaatan embung desa untuk wisata dan pengairan usaha pertanian. Pun Kelompok Wanita Tani (KWT) di poktan tersebut berencana mengembangkan peternakan, perikanan dan UMKM untuk sagon dan makanan ringan lainya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebut perlunya pemanfaatan lahan pekarangan di setiap rumah tangga petani.

"Selain itu, embung yang ada di wilayah Giriroto harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh warga disana," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pakar: Menteri Pertanian Jangan Produk Transaksi Politik!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular