
Kondisi Mal DKI Sudah Berdarah-darah, Ini Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal pandemi Covid-19 khususnya saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta berdampak pada lesunya bisnis pusat perbelanjaan.
Diterapkannya PSBB secara otomatis membuat mal menjadi sepi pengunjung. Ini tentunya berdampak pula pada penurunan pendapatan dari para pemilik toko (tenant). Pada akhirnya, para pemilik toko kesulitan membayar biaya sewa toko, bahkan mengurangi jumlah karyawan.
Mencoba bangkit saat PSBB ketat mulai dilonggarkan dan memasuki PSBB transisi, namun nyatanya tidak semudah itu. Hal ini dikarenakan beberapa pekan terakhir DKI Jakarta juga dihebohkan dengan adanya aksi unjuk rasa sejumlah pihak, mulai dari buruh, mahasiswa, hingga koalisi masyarakat sipil dalam rangka menolak Undang-Undang tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang baru saja disahkan dua pekan lalu oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI. Seringnya aksi unjuk rasa disebut juga berdampak pada semakin sepinya pengunjung pusat perbelanjaan, terutama yang berada di pusat kota atau area yang dilintasi pengunjuk rasa.
Apa saja tekanan yang dihadapi pusat perbelanjaan di DKI Jakarta? Berikut fakta dan datanya.
Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia DPD DKI Jakarta Ellen Hidayat menyebut bahwa tekanan bisnis ini dialami oleh sebanyak 83 anggota yang tergabung dalam asosiasi.
"Jadi, pada saat PSBB kita sudah mengalami beberapa kali PSBB. PSBB pertama di bulan April kita juga tutup sekitar 2 bulan lebih, kemudian masuk ke PSBB transisi dan terakhir yang mengagetkan adalah bahwa tiba-tiba istilahnya kita direm ya, direm masuklah kita pada tanggal 14 September sampai 11 Oktober itu adalah masuk ke PSBB yang diperketat," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/10/20).
Dalam periode tersebut, restoran tidak diizinkan menyajikan layanan dine in. Selain itu, salon yang sudah buka juga harus kembali ditutup.
"Nah ini tentu sangat mengagetkan dan sangat memberatkan bagi semua tenant maupun pusat belanja. Karena selama ini pada saat 15 Juni sampai bulan September itu kami semua sudah berusaha berjuang untuk dapat menaikkan traffic," ujarnya.
Ia menyebutkan, pada saat PSBB transisi traffic untuk pusat belanja rata-rata di 30%-35% saja. Artinya, meskipun dibatasi maksimal diizinkan sampai 50%, pengunjung mal belum mencapai angka 50%.
"Pada saat memasuki mulai minggu lalu ya, mau masuki pelonggaran yang kita sebut PSBB transisi, maka traffic sama saja kita katakan mulai lagi, mulai pada saat yang diperketat itu hanya sangat rendah sekali ya mal mal sepi itu. Hanya boleh dikatakan sekitar 15% sampai dengan 25%," bebernya.
Artinya, upaya bangkit yang dilakukan mulai dari nol, sama seperti masa PSBB transisi sebelumnya.
Saat PSBB Transisi diterapkan, ada tanda membangkitkan kembali bisnis pusat perbelanjaan ini. Namun, karena banyaknya demo menolak UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) di DKI Jakarta dalam dua pekan terakhir, ini sulit meningkatkan jumlah pengunjung.
"Pada saat sekarang dipulihkan kembali dan kebetulan banyak ada demo, jadi ini mengangkatnya juga sulit sekali. Jadi, sekitar saat ini boleh saya katakan traffic untuk pusat belanja baru memasuki antara angka 20-25%," keluh Ellen.
Ellen menyebut bahwa selama tujuh bulan sejak awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, pemilik pusat belanja telah memberikan diskon uang sewa dan uang layanan, bahkan ada yang membebaskan uang sewa selama lima sampai enam bulan.
"Kebijakannya tentu tidak sama ya, tergantung dari kemampuan dan kesiapan daripada pusat belanja di mana umumnya diberikan juga discount rental maupun diskon service charge kepada para tenant tersebut," katanya.
"Jadi untuk pusat belanja juga boleh dikatakan selama tujuh bulan ini ya, dari bulan Maret akhir sampai dengan saat ini kami sudah membantu para tenant itu dengan membebaskan uang sewa, katakan demikian ataupun diskon uang sewa dan service charge itu rata-rata sudah mencapai lima bulan sampai enam bulan uang sewa ataupun service charge," urainya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shopping Time! Segera Dibuka Kembali, Ini SOP Masuk Mal