Data Bank Dunia: RI Negara dengan Ancaman Bencana Tertinggi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 October 2020 12:37
A ship is seen stranded on the shore after an earthquake and tsunami hit an area in Wani, Donggala, Central Sulawesi, Indonesia, October 3, 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha   SEARCH
Foto: Tsunami di Sulawesi Tengah (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi satu dari 35 negara yang dianggap memiliki risiko bencana tertinggi di dunia, menurut data Bank Dunia. Ancaman pun tersebar di berbagai wilayah dalam negeri.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Doni Monardo dalam konferensi pers usai rapat terbatas, Kamis (15/10/2020).

"Indonesia berdasarkan data dari World Bank, termasuk satu dari 35 negara yang memiliki ancaman bencana tertinggi," kata Doni.

Doni mengemukakan, Indonesia saat ini memiliki 500 gunung api, di mana 127 di antaranya berstatus aktif. Selain itu, wilayah NKRI juga memiliki 300 patahan lempeng yang hampir berada di seluruh pulau.

"Kita juga berada di pertemuan 3 lempeng subduksi Indonesia - Australia, subduksi Euro- Asia, dan subduksi Pasifik yang berpotensi terjadi gempa dan tsunami," katanya.



Doni lantas mencontohkan bencana tsunami pada 2004 lalu, di mana setelah dilakukan penelitian bencana tersebut bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Insiden tersebut pernah terjadi bertahun-tahun silam.

"Kemudian setiap tahun kita alami musim kering dan kita termasuk negara dengan risiko kebakaran hutan dan lahan yang cukup tinggi. Termasuk ancaman ketika terjadi curah hujan tinggi, seperti saat ini La Nina yang menimbulkan kerugian yang besar," ujar Doni.

Ia menambahkan kalau pada 2018, Indonesia merupakan negara dengan korban jiwa terbanyak di dunia akibat tiga peristiwa besar.

"Yakni gempa yang terjadi di NTB yang mengakibatkan ratusan ribu rumah rusak. Kemudian gempa tsunami dan likuifaksi di Palu pada 28 September 2018 yang sebabkan juga puluhan ribu rumah rusak berat, kemudian juga akhir 2018 terjadi tsunami di Selat Sunda akibat longsoran Gunung Anak Krakatau," kata Doni.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bencana Melesat, BNPB Minta Tambahan Pagu Indikatif Rp51,2 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular