
Perlahan Tapi Pasti, Manufaktur RI Mulai Bangkit Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja sektor manufaktur Indonesia membaik meski masih berada di zona kontraksi. Ini terlihat dari angka Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) periode kuartal III-2020.
Pada Juli-September 2020, PMI-BI tercatat 44,91%. Naik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 28,55%.
Seperti halnya Purchasing Managers Index (PMI) keluaran IHS Markit, PMI-BI juga menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50, artinya industri manufaktur masih mengalami kontraksi, belum ekspansi.
"Perbaikan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada volume pesanan barang input sejalan dengan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang mendorong permintaan dan kemudahan distribusi. Secara sektoral, seluruh sub-sektor mencatat perbaikan pada triwulan III 2020, dengan indeks PMI-BI tertinggi pada sub-sektor Semen dan Barang Galian Non Logam, diikuti subsektor Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (14/10/2020).
Pada kuartal IV-2020, lanjur laporan BI, kinerja sektor manufaktur diprakirakan makin membaik walaupun masih dalam fase kontraksi. PMI-BI pada kuartal pamungkas 2020 diprakirakan sebesar 47,16%. Hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI mengalami perbaikan, dengan indeks tertinggi pada komponen volume persediaan barang jadi.
(aji/aji) Next Article PPKM Darurat Makan Korban Lagi! Manufaktur RI Loyo
