Internasional

43 Maskapai Mau Bangkrut, Bakal Tutup hingga Jual Gorengan

sef, CNBC Indonesia
12 October 2020 09:04
A Malaysian Airlines passenger aircraft is seen flying in front of the moon, over London, Britain, February 15, 2019. REUTERS/Toby Melville
Foto: Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines. (REUTERS / Toby Melville)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan amat terpukul karena pandemi virus corona (Covid-19). Penguncian (lockdown) yang dilakukan dan membatasi gerak manusia, membuat maskapai dililit krisis.

Tak terhitung maskapai dunia yang meminta bantuan keuangan (bailout) karena tak bisa beroperasi normal. Maskapai juga merumahkan pegawai bahkan PHK.



Dikutip dari CNBC International, setidaknya ada 43 maskapai komersial global di ambang kebangkrutan sejak awal 2020. "Tanpa intervensi dan dukungan pemerintah, kami akan mengalami kebangkrutan massal dalam enam bulan pertama krisis ini, "kata analis Sobie Aviation, Brendan Sobiei dikutip Senin (12/10/2020).

Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperingatkan bahwa kerugian di industri penerbangan akan terus terjadi. Bahkan per bulan di 2021, industri akan menderita hingga US$ 6 miliar (Rp 88 triliun).



Pemulihan yang lambat menjadi alasan. Asosiasi memprediksi jumlah penumpang baru akan kembali ke level 2019 pada 2024 nanti.

Terbaru adalah Malaysia Airlines. Perusahaan penerbangan ini akan ditutup jika lessor-nya (penyewa pesawat) memutuskan untuk tidak mendukung rencana restrukturisasi terbaru maskapai penerbangan itu.

Sebagaimana dimuat media Singapura Straits Times, hal ini disampaikan CEO grup Malaysia Airlines Izham Ismail dalam sebuah wawancara dengan media mingguan The Edge.

"(Kami) tidak punya pilihan selain menutupnya," tegasnya dalam wawancara itu.

"Ada kreditor yang sudah setuju. Ada yang masih menolak, dan kelompok lain masih 50:50 ... Saya perlu mendapatkan 50:50 yang (bergabung) dengan mereka yang telah setuju."

Ia mengatakan rencana restrukturisasi Malaysia Airlines akan mencapai titik 'impas' di 2023. Namun dengan asumsi bahwa permintaan domestik dan Asia Tenggara kembali ke level yang sama seperti 2019, pada kuartal II dan III 2022.

Rencana ini juga membutuhkan dana segar dari pemegang saham BUMN Malaysia itu, perusahaan investasi negara Khazanah Nasional. Ini diperuntukkan guna membantu maskapai 18 bulan ke depan.

Lessor akan memutuskan ini pekan ini. Sehingga maskapai bisa mengambil jalan, apakah akan melakukan restrukturisasi atau lainnya.

Sebelumnya, langkah unik juga dilakukan maskapai lain Thai Airways Internasional yang terancam bangkrut. Karena tak bisa terbang, akhirnya, maskapai berencana untuk mewaralabakan versi populer dari patong go, donat goreng Thailand.

Pejabat Presiden Thai Airways, Chansin Treenuchagron, mengatakan kepada wartawan bahwa jualannya sangat populer dan orang-orang antre panjang untuk membelinya. Dikutip dari Bangkok Post, donat goreng ini sudah menghasilkan sekitar 10 juta bath, hanya dalam sebulan saja.



"Setiap pagi di lima gerai makanan maskapai di Bangkok. Penjualan bulanan sekitar 10 juta baht," ujarnya dikutip Sabtu (10/10/2020).



Karena kenyataan ini franchise akan diperkenankan. Thai Airways berharap mendapat keuntungan dari popularitas patong go.



Thai Airways sendiri kini memiliki lima gerai. Jika membeli, pelanggan hanya membayar 50 baht dan mendapatkan tiga batang patong go dan secangkir saus dari ubi ungu dan telur custard.



Thai Airways telah mengajukan kebangkrutan, dengan total kewajiban 332,2 miliar baht. Pengadilan Kepailitan Sentral telah memberikan persetujuan untuk restrukturisasi utang.




(sef/sef) Next Article Bangkrut, Maskapai Penerbangan Ini Jual Gorengan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular