Cegah Fraud, Satgas Minta RS Transparan Soal Harga Swab Test

dob, CNBC Indonesia
11 October 2020 16:45
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel darah dengan metode swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Untuk memutus rantai penularan Covid-19, Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) membuka laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+. 

Laboraturium GSI Lab dirancang untuk memberikan pelayanan tes PCR yang tidak hanya bersekala masif, namun jugamemberikan hasil tes yabg cepat sehinggal hasil tes dapat diakses pada hari yang sama atau setidaknya H+1 (setelah tes).  

Untuk pasien drive thru sehari bisa 500 orang sedangkan SCR 5000 sempel perharinya.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Swab Test Covid-19 (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya tes usap atau swab test Covid-19 secara mandiri telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yakni Rp900 ribu. Pemerintah meminta agar rumah sakit transparan untuk mencegah terjadinya kecurangan.

"Bahwa batasan tarif tersebut berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT PCR secara mandiri, dan tidak berlaku untuk kegiatan penelusuran kontak atau rujukan kasus Covid-19 ke rumah sakit yang penyelenggaraannya mendapatkan bantuan dari pemerintah," ujar Juru Bicara sekaligus Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menjawab pertanyaan media dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (8/10/2020).

Jika tes RT PCR yang merupakan hasil dari penelusuran kontak, maka pembiayaannya dijamin pemerintah. Pihaknya meminta agar fasilitas kesehatan yang melayani tes usap mandiri untuk mematuhi surat edaran Kementerian Kesehatan. "Dan transparan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan, demi meminimalisir fraud (kecurangan)," tegas Wiku.

 

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, selain memberikan reagen kepada beberapa daerah, pemerintah pusat melalui Satgas Penanganan Covid-19 dan Kemenkes juga telah dan akan terus menyalurkan mesin PCR dan laboratorium guna percepatan dan pemerataan uji spesimen berbasis reagen.

Menurut catatan Doni, awalnya Pemerintah Indonesia hanya memiliki satu laboratorium yang berfungsi, yakni Balitbankes Kemenkes. Kemudian seiring perkembangannya, laboratorium dapat diperbanyak hingga 374 unit dan tersebar di sejumlah daerah dengan kapasitas dari uji sampel mencapai rata-rata di atas 35 ribu spesimen.

"Sekarang ini sudah ada 374 laboratorium. Suatu angka yang sangat besar. Demikian juga kemampuan testing per hari yang semula per hari 2.000 kemudian meningkat 10.000, 20.000, 30.000, nah sekarang sudah rata-rata di atas 35.000," jelas Doni.

Di sisi lain, Doni mengakui bahwa capaian uji spesimen itu belum merata di seluruh Indonesia. Sehingga hal itu masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Kendati demikian, ada beberapa daerah yang memiliki kemampuan uji spesimen yang telah sesuai standar WHO dan kondisi itu akan terus ditingkatkan.

"Sudah ada yang meningkat. Jakarta termasuk yang cukup tinggi angka pemeriksaan spesimennya. Nah, kita terus bergerak untuk bisa merata ke seluruh wilayah Indonesia," pungkas Doni.

Doni juga menambahkan jangan sekali-kali meremehkan Covid-19 karena sudah lebih dari 36 juta orang tertular di seluruh dunia. Dia juga meminta setiap orang untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitanganpakaisabun.

"Disiplin 3M itu tak sebanding dengan perjuangan dokter dan tenaga kesehatan dalam merawat pasien Covid-19," ujar Doni.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular