
Kasus Baru Covid-19 di DKI Melandai, Daerah Lain Meningkat

Jakarta, CNBC Indonesia- Provinsi DKI Jakarta kembali memimpin pertambahan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia, dengan 943 kasus pada Jumat (9/10/2020), sehingga akumulasi menjadi 84.315 orang.
Namun, bila dicermati jumlah kasus harian di DKI tersebut sebenarnya merupakan terendah dalam 20 hari terakhir atau sejak 29 September 2020.
Pada hari yang sama, DKI Jakarta mencatatkan 850 kasus kesembuhan sehingga totalnya 69.110 orang. Adapun kasus kematian tambah 21 menjadi 1.855 orang.
Hingga hari ini kasus aktif atau pasien dalam perawatan Covid-19 di DKI tercatat 13.350 orang.
Meski di DKI melandai, namun sejumlah daerah mencatatkan peningkatan kasus Covid-19. Pertama Jawa Barat yang bertambah 504 dalam kasus harian sehingga totalnya menjadi 26.763 orang.
Jabar mencatat 563 pasien sembuh pada hari ini sehingga menjadi 16.529 orang. Adapun kasus kematian bertambah 2 orang sehingga menjadi.
Provinsi berikutnya yang mencatatkan pertambahan kasus prositif adalah Jawa Tengah dengan 412 kasus dan Jawa Timur dengan dengan 310 kasus.
Pada hari yang sama, sejumlah provinsi juga mencatat penambahan kasus yang cukup tinggi, yakni Sumatera Barat dengan 295 kasus, Riau 204 kasus, Banten 141 kasus, Bali 138 kasus, Kalimantan Timur 135 kasus.
Secara nasional, kasus baru virus corona (Covid-19) bertambah 4.094 orang sehingga menambah akumulasi pasien Covid-19 menjadi 324.658 orang. Kasus baru tersebut ditemukan dari 44.700 spesimen yang selesai diperiksa pada hari ini.
Pada hari yang sama terdapat 3.607 kasus sembuh di Indonesia, sehingga totalny menjadi 247.667 orang. Sayangnya, ada 97 kasus meninggal pada hari ini sehingga totalnya menjadi 11.677 orang
Hingga hari ini terdapat 500 kabupaten/Kota di 34 Provinsi yang terpapar Covid-19. Jumlah kabupaten/kota bertambah satu kota dibandingkan dengan kemarin. Pemerintah masih memantau 149.115 orang yang berstatus suspek Covid-19.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan aksi unjuk rasa yang terjadi dalam tiga hari terakhir bisa berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19 yang baru. Satgas Penanganan Covid-19 menilai hal ini akan kontra produktif dalam perjuangan Indonesia mengendalikan Covid-19 dalam 7 bulan terakhir.
"Saat ini terdapat kelompok masyarakat yang menyampaikan aspirasi secara terbuka, dengan jumlah yang banyak ini menjadi potensi menjadi klaster Covid-19," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (8/10/2020).
Dia menegaskan dalam perang melawan Covid-19, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan. Namun, peran serta masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan menjadi hal yang terpenting.
"Kita masih kondisi pandemi, kita ingatkan masyarakat untuk bisa saling bahu membahu untuk menurunkan angka Covid-19, #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun atau hand sanitizer adalah kunci," ujar Wiku.
"Kami harap tak ada klaster yang timbul karena kegiatan akhir-akhir ini. Tanpa sinergi ini kasus daerah akan meningkat," tegas Wiku.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak