Berat Nih, Menteri ESDM: RI Masih Tergantung Impor Energi

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 October 2020 16:40
Infografis: ESDM: 7 Kontrak Tambang Batu Bara Berakhir Hingga 2025
Foto: Infografis/ESDM: 7 Kontrak Tambang Batu Bara Berakhir Hingga 2025/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan saat ini Indonesia masih ketergantungan impor dalam penyediaan energi untuk kebutuhan dalam negeri.

Dia mengatakan, ketergantungan impor tak lain karena permintaan energi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sementara pasokan dari dalam negeri tidak mencukupi. Apalagi, lanjutnya, impor energi saat ini masih didominasi oleh energi kotor yakni energi berbasis fosil seperti bahan bakar minyak (BBM).

Oleh karena itu, dia pun menyebut ketergantungan ini menjadi beban dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional dan juga berdampak pada peningkatan emisi karbon.

"Pemerintah berkewajiban menyediakan energi yang cukup dan terjangkau diakses. Ketergantungan impor menjadi salah satu yang berat dalam menjaga ketahanan energi nasional," paparnya dalam acara Launching Virtual Indo EBTKE ConeX 2020, Jumat (09/10/2020).

Arifin mengatakan dari sisi pemenuhan kebutuhan energi, tren dunia saat ini berkomitmen meninggalkan energi kotor dan beralih ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal yang sama menurutnya juga tengah diupayakan pemerintah melalui transisi energi. Dengan meningkatkan konsumsi EBT, maka artinya memanfaatkan sumber daya dari dalam negeri, sehingga menurutnya ketergantungan impor juga bisa ditekan.

Seperti diketahui, bauran energi baru terbarukan ditargetkan bisa mencapai 23% pada 2025. Namun capaian saat ini masih jauh dari target yakni 9,15%. Bahkan, pada 2050 target bauran energi terus ditingkatkan hingga mencapai 30%.

"Potensi EBT kita lebih dari 400 giga watt (GW), tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tidak dapat dipungkiri merebaknya pandemi Covid-19 jadi tantangan tersendiri proses transisi," jelasnya.

Demi mendorong bauran energi, pemerintah saat ini tengah menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) yang akan mengatur pembelian listrik EBT oleh PLN. Dalam Perpres ini nantinya listrik akan dibeli sesuai dengan keekonomiannya.

"Pemerintah Indonesia siapkan kebijakan pendukung yaitu rancangan Perpres pembelian listrik EBT oleh PLN," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biar Lebih Realistis, Kebijakan Energi Dinilai Perlu Dirombak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular