Cek! Ini Fakta yang Jarang Diungkap Soal Krisis Covid-19

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 October 2020 13:46
Thamrin City
Foto: Thamrin City (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Lockdown yang diterapkan pemerintah memang menjadi faktor yang berkontribusi terhadap resesi. Menurut riset IMF, derajat keketatan lockdown berbanding lurus dengan besaran kontraksi perekonomian suatu negara. 

Artinya semakin ketat lockdown diterapkan, maka semakin dalam pula kontraksi perekonomian yang diderita. Tengok saja China sebagai salah satu negara yang mencontohkan lockdown dengan sangat ketatnya pada Januari-April lalu terutama di Wuhan dan sekitarnya. 

Ekonomi China yang sebelumnya melaju dengan kecepatan 6% tiap tahunnya harus ambles ke zona negatif di -6,8% pada kuartal pertama saat lockdown diterapkan. Hal serupa juga terjadi di Filipina yang kontraksi perekonomiannya sampai dobel digit. 

WB1
IMF

Berdasarkan temuan Dana Moneter Internasional (IMF), lockdown yang lebih ketat memiliki kaitan yang tinggi dengan konsumsi, investasi, produksi industri, penjualan eceran, indeks manajer pembelian untuk sektor manufaktur dan jasa yang lebih rendah dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi. 

WB2IMF

Namun menariknya lagi, ternyata tak hanya lockdown saja yang berkontribusi terhadap resesi, ternyata kesadaran publik untuk melakukan social distancing juga punya sumbangsih yang sama besarnya terhadap resesi. 

Hal ini terutama terjadi di negara-negara maju di mana banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote dari rumah dengan tabungan yang mencukupi dan bantuan dari pemerintah yang relatif lebih besar.

Artinya ke depan meskipun lockdown benar-benar dilonggarkan, pemulihan ekonomi belum tentu berjalan lebih kencang jika pandemi Covid-19 masih menjadi risiko terbesar bagi masyarakat untuk kembali mobile sama seperti sebelum pandemi terjadi. 

Pada akhirnya relaksasi lockdown tidak menjamin ekonomi akan kembali berlari kencang dan fokus penanganan pandemi menjadi hal yang sangat krusial untuk mewujudkan cita-cita ekspansi output perekonomian tersebut. 

Jika pada krisis keuangan 2008 bad debt bisa dihilangkan dan ekonomi baru bisa bersemi kembali, maka di era Covid-19 ini musuh tak kasat matanya dulu yang harus dibasmi barulah ekonomi bangkit kembali.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular