
Cegah Klaster Demo Meluas, Ini Saran dari Pakar Epidemi

Jakarta, CNBC Indonesia- Demo massif yang tengah terjadi dikhawatirkan menjadi ruang penularan virus corona (Covid-19). Munculnya klaster demonstrasi akan menjadi risiko besar, dalam penyampaian pendapat tanpa mematuhi protokol kesehatan.
Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan seharusnya pemerintah mengajak dialog masyarakat sehingga aktivitas demo bisa dihindari. Apalagi esensi dari unjuk rasa adalah menyampaikan aspirasi dan harusnya ada yg menerima mereka sehingga tidak ada aksi unjuk rasa.
Jika tetap berlangsung demo maka akan terjadi klaster demo, sehingga semakin sulit menekan laju penyebaran Covid-19. Dia menyangkan pemerintah tidak memiliki kekhawatiran seperti itu dan tidak membuka ruang dialog sehingga bisa mencegah aksi untuk rasa..
"Pemerintah tidak serius menghadapi pandemi ini. Kalau serius pilkada, demo diusahakan jangan sampai ada dulu karena berpotensi menimbulkan klaster baru," kata Pandu Riono kepada CNBC Indonesia, Kamis (08/10/2020).
Masyarakat pun pastinya sulit menerimanya karena memang tidak ada ruang dialog, sehingga sekarang diharapkan polisi dapat bersikap lebih membantu misalnya jika pendemo yang tidak menggunakan masker diberikan masker. Paling tidak jika berdesakan saat demo, tetap menggunakan masker.
"Kalau saya orang pemerintah, saya orang Kemenkes akan membagikan masker, karena banyak yang tidak memakai masker itu," kata Pandu.
"Kita tidak sayang pada anak-anak kita. Yang demo kan itu juga mahasiswa masa depan bangsa kita. Tunjukan kita sayang sama mereka," lanjutnya.
Yang paling efektif untuk meredam demo ini menurutnya tetap ada ruang untuk berdialog.Tidak ada langkah mencegah kalster demo, selain mencegah terjadinya.
"Tidak ada suara kaya gitu mana menterinya? Kalau memang presidennya sedang sibuk," kata dia.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puluhan Reaktif Covid-19, Ancaman di Tengah Demo Itu Nyata