
Satgas: Tes Covid di Awal Oktober Baru 70% dari Standar WHO

Jakarta, CNBC Indonesia- Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan jumlah tes virus corona (Covid-19) di Indonesia pada pekan pertama Oktober masih di bawah standar Badan Kesehatan Dunia alias WHO.
Namun, Satgas Covid-19 menegaskan bahwa Indonesia akan terus mengejar target tersebut sehingga 267.000 orang bisa dites per minggu.
"Pada pekan pertama bulan Oktober ini Indonesia telah mencapai 70,13% dari target WHO. Kita harus kejar terus sehingga benar-benar dapat mencapai 100% target dari WHO yakni 267.000 orang yang dites per minggu," kata Juru Bicara sekaligus Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers dari Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, selama 6 hari pertama di Oktober 2020, jumlah tes yang dilaksanakan mencapai 229.609 spesimen. Pada akhir September total spesimen yang selesai diperiksa mencapai 3,32 juta, sementara pada 6 Oktober mencapai 3,55 juta spesimen.
Testing merupakan salah satu bagian dari 3T, yang menjadi andalan menekan penyebaran Covid-19. Setelah testing dilakukan maka dilakukan T yang kedua yaitu tracing, atau pencarian suspek atau pasien positif lainnya.
Setelah ditemukan pasien baru, maka dilakukan T yang ketiga, yakni treatment atau pengobatan agar pasien tersebut bisa sembuh.
Pada kesempatan yang sama Wiku melaporkan perkembangan penanganan Covid-19 sepekan terakhir 10 provinsi prioritas. Menurut Wiku, ada perubahan yang lebih baik dari sisi jumlah kasus positif mingguan pada 6 dari 10 provinsi. Keenam provinsi itu antara lain Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.
"Penurunan paling signifikan di Sulsel 30,1% dan Jabar 28,5%," kata Wiku dalam keterangan pers dari Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Dari segi jumlah kasus meninggal mingguan, 4 dari 10 provinsi mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu DKI Jakarta, Jateng, Sulsel, dan Bali. Penurunan paling signifikan di DKI Jakarta sebesar 62,4%. Sedangkan dari kasus sembuh, 7 dari 10 provinsi memiliki persentase di atas 70%, di mana Jatim yang tertinggi 88,5%.
Jika dibedah dari sisi zona risiko, Wiku menuturkan seluruh kabupaten/kota dengan zona merah di Jatim dan Sulsel pada pekan ini berpindah menjadi zona oranye.
"Artinya tidak ada lagi zona merah di Jatim dan Sulsel. Ini prestasi luar biasa. Kami mohon agar meningkatkan penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing dengan meningkatkan jumlah pemeriksaan mingguan, meningkatkan kapasitas tracing. Kedisiplinan itu modal kita bersama untk betul-betul menekan angka penularan. Kita bisa ditunjukkan beberapa provinsi yang meyakinkan," kata Wiku.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan Satgas Covid-19 menaruh perhatian khusus kepada kota/kabupaten penyumbang kasus positif atau kematian tertinggi, yaitu Medan, Jakarta Pusat, Bekasi, Depok, Kota Semarang, Kota Surabaya, Banjarmasin, Makassar, Denpasar, Jayapura, dan Banda Aceh.
"Mohon para gubernur dan wali kota benar-benar menekan angka penularan di kabupaten/kota tersebut dan berkoordinasi dengan satgas pusat agar terjadi sinergi yang baik," ujar Wiku.
Wiku juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu #pakaimasker saat keluar rumah, #jagajarak di tempat umum minimal 1 meter dan menghindari kerumunan serta selalu #cucitangandengansabun atau membawa hand sanitizer.
"Ini harus menjadi kebiasaan baru yang dengan disiplin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kolaborasi antar seluruh lapisan masyarakat penting untuk membantu menurunkan tingkat penularan sehingga angka kasus covid 19 di Indonesia dapat ditekan dan tidak ada penambahan kasus baru lagi," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak