Mogok Nasional

Bos Buruh Bilang Percuma UU Ciptaker Disahkan, Kok Bisa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 October 2020 14:28
Ratusan buruh melakukan aksi jalan mundur menuju Istana Negara di Jalan. Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018). Mereka melakukan aksi untuk menuntu tiga hal yaitu turunkan harga beras dan listrik, tolak kebijakan upah murah dan pilih calon pemimpin yang amanah dan pro buruh dan anti PP 78/2015.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan buruh menegaskan tidak akan berhenti berjuang meski Undang-Undang Cipta Kerja sudah disahkan. Mereka akan melakukan langkah lain antara lain dengan judicial review atau uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) maupun aksi lainnya. Namun, di sisi lain ada pemahaman dari buruh bahwa langkah-langkah buruh ini akan membuat kondisi investasi di Indonesia jadi tak kondusif meski ada UU Cipta Kerja.

"Ngga ada pilihan, ini akan berlangsung terus dalam bentuk-bentuk lain. Termasuk mempersiapkan gugatan dalam judicial review yang akan kita lakukan terus menerus," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam program Profit CNBC Indonesia, Selasa (6/10).

Kapan langkah judicial review itu bakal ditempuh?

"Kita belum pertimbangkan opsi itu. Kita sedang fokus masa aksi mogok nasional, setelah mogok nasional akan ada aksi lanjutan dan ini yang nggak kami inginkan, akhirnya kan jadi nggak kondusif. Banyak saya dihubungi media internasional, Investor akhirnya menunggu, kalau nggak kondusif kan percuma juga UU Cipta kerja itu," jelasnya.

Ia bukan tidak menyadari bahwa mogok tersebut membuat investasi yang semula masuk bakal tertahan karena lebih memilih untuk menunggu. Namun, langkah itu mau tidak mau dilakukan karena buruh sebagai bagian penting dari industri justru digerogoti haknya. Bahkan, hak bersuara pun kerap dibungkam.

"Memang mogok oleh serikat buruh di seluruh dunia, hak mogok yang diatur konvensi ILO (Organisasi Buruh Internasional) nomor 87 dan konvensi ILO nomor 98, memang itu melumpuhkan ekonomi di tingkat perusahaan dan mungkin berdampak secara nasional. Tapi nggak ada pilihan," Jelas Said Iqbal.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Karyawan Alfamart Ancam Mogok Gara-Gara Gaji Dipotong 10%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular