Pariwisata Makin Gawat dan Sekarat, Ini Bukti-Buktinya

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 October 2020 17:45
Bali buka kunjungan wisatawan domestik. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: Bali buka kunjungan wisatawan domestik. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lima bulan sejak status pandemi dideklarasikan oleh WHO berbuntut pada larangan bepergian ke luar negeri. Hal ini berdampak sangat signifikan bagi sektor pariwisata domestik terutama yang bergantung pada kunjungan wisatawan asing.

Konsekuensi dari kebijakan tiap negara di dunia tersebut membuat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke RI turun tajam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kunjungan wisman ke RI bulan Agustus sebanyak 165 ribu, anjlok 89% (yoy) dibanding bulan yang sama tahun lalu.

Sebenarnya, sebelum wabah Covid-19 meluas ke berbagai negara di dunia pun kunjungan wisman ke Tanah Air sudah drop signifikan. Di bulan Februari, total kunjungan wisman mencapai 864 ribu.

Angka tersebut turun 32% (mom) dari bulan Januari yang tercatat sebanyak 1,27 juta dan anjlok 30% (yoy) dari bulan Februari 2019 yang tercatat mencapai 1,24 juta kunjungan.

Angka kunjungan wisman terus melorot sejak saat itu. Paling parah terjadi setelah status pandemi resmi disematkan oleh WHO kepada wabah Covid-19 pada 11 Maret lalu. Jumlah kunjungan wisman yang awalnya masih di atas 400 ribu juga langsung drop ke bawah 200 ribu saat PSBB mulai diterapkan di berbagai wilayah Tanah Air April lalu.

Pada periode Januari-Agustus 2020, total kunjungan wisman mencapai 3,41 juta. Padahal untuk periode yang sama tahun lalu kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 10,71 juta. Artinya drop 68,17% (yoy).

Kasus Covid-19 yang terus menanjak di Indonesia pun mendapat sorotan dunia. Peningkatan kasus harian di dalam negeri terus bertambah dengan signifikan sejak PSBB di berbagai kota terutama Jakarta dilonggarkan Juni lalu.

Sampai hari ini, total penderita Covid-19 di dalam negeri sudah mencapai angka 287 ribu orang. Sebanyak 10.740 orang meninggal dunia. Pertambahan kasus yang sudah mencapai angka 4.000 per hari bagaimana bisa membuat confidence turis asing membaik ke RI?

Jika tren kasus domestik dan global terus meningkat, maka aktivitas bepergian ke luar negeri masih akan terus tertekan. Sektor pariwisata global maupun domestik benar-benar terancam kelangsungannya

Apalagi sektor ini juga punya keterkaitan dengan sektor-sektor lain seperti sektor transportasi misalnya. Jika pada kondisi normal kunjungan wisman ke RI banyak lewat jalur udara, kini lebih banyak yang lewat jalur darat.

Wisman yang berkunjung ke RI pun sebagian besar adalah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste yang memang berbatasan darat langsung dengan Indonesia sehingga bisa ditempuh dengan jalur darat.

Sebanyak 58,3 ribu pelancong asing (35,3%) yang berkunjung ke RI berasal dari Malaysia. Sementara 89.4 ribu atau 54,2% berasal dari Timor Leste.

Meski sektor pariwisata kontribusi ke PDB Indonesia tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, tetapi kontribusi terhadap serapan tenaga kerjanya tak bisa dianggap remeh. 

Data Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif tahun 2019 menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja di sektor pariwisata tahun lalu mencapai 13 juta atau berkontribusi terhadap 10,3% dari total pekerja nasional.

Jika sumbangan devisa dari sektor pariwisata tahun lalu mencapai US$ 19,7 miliar, dengan lesunya sektor pariwisata nasional seperti sekarang ini tentu sumbangsihnya akan anjlok sangat signifikan.

Jika menggunakan asumsi 4-5 juta kunjungan wisman, maka sumbangsih devisa dari sektor pariwisata kemungkinan hanya akan mencapai sekitar US$ 5,4 miliar saja.

Bahkan prediksi Bappenas lebih ngeri lagi kalau di tahun ini kunjungan wisman akan merosot tajam hingga 4 juta saja dengan penerimaan di sektor pariwisata hanya sebesar US$ 3,3 miliar - US$ 4,9 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Masih 'Lockdown' Turis Masuk, Kunjungan Anjlok 88%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular