
Perang Pecah di Nagorno-Karabakh, F-16 Turki Seliweran

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang masih terjadi di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang secara kewenangan diatur etnis Armenia dan hendak memisahkan diri. Bahkan serangan antar pihak berseteru terus terjadi sejak Minggu (27/9/2020) hingga sekarang.
Azerbaijan disebut mengerahkan jet tempur canggih F-16 bantuan Turki. Negara itu juga melepaskan tembakan ke arah warga sipil dan infrastruktur sipil.
![]() In this image taken from a footage released by Armenian Defense Ministry on Sunday, Sept. 27, 2020, Armenian forces destroy Azerbaijani tank at the contact line of the self-proclaimed Republic of Nagorno-Karabakh, Azerbaijan. Fighting between Armenia and Azerbaijan has broken out around the separatist region of Nagorno-Karabakh and the Armenian Defense Ministry says two Azerbaijani helicopters have been shot down. Ministry spokeswoman Shushan Stepanyan also said Armenian forces hit three Azerbaijani tanks. (Armenian Defense Ministry via AP) |
"Tentara Azebaijan dilengkapi persenjataan paling canggih milik Turki," kata pemimpin de facto Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, sebagaimana dikutip dari Sputnik.
Kementerian Pertahanan Armenia, yang mendukung Nagorno-Karabakh, juga berujar demikian. Senin (28/9/2020) malam, Azerbaijan disebut melancarkan serangan besar-besaran ke sektor selatan dan timur laut Nagorno-Karabakh.
"Sebanyak 26 prajurit Tentara Pertahanan Karabakh tewas," kata juru bicara Artsrun Hovhannisyan dikutip dari AFP.
![]() In this image taken from a footage released by Armenian Defense Ministry on Sunday, Sept. 27, 2020, Armenian forces destroy Azerbaijani tank at the contact line of the self-proclaimed Republic of Nagorno-Karabakh, Azerbaijan. Fighting between Armenia and Azerbaijan has broken out around the separatist region of Nagorno-Karabakh and the Armenian Defense Ministry says two Azerbaijani helicopters have been shot down. Ministry spokeswoman Shushan Stepanyan also said Armenian forces hit three Azerbaijani tanks. (Armenian Defense Ministry via AP) |
Azerbaijan menegaskan apa yang mereka lakukan untuk menumpas pemberontakan. Hingga saat ini, meski mengaku merdeka, komunitas internasional belum mengakui Nagorno-Karabakh sebagai negara dan masih bagian dari Azerbaijan.
Total korban tewas meningkat menjadi 95 termasuk 11 kematian warga sipil. Di mana sembilan di Azerbaijan dan dua di pihak Armenia.
Azerbaijan belum merilis informasi tentang korban militer sejak pertempuran terakhir meletus. Perang di wilayah ini mengkhawatirkan sejumlah pihak karena berlokasi di wilayah yang terdapat pipa migas global.
Sementara itu, pertarungan antara Azerbaijan Muslim dan Armenia yang mayoritas Kristen disebut dapat melibatkan pemain regional, Rusia dan Turki. Rusia memiliki aliansi militer dengan Armenia dan menjual senjata canggih senilai miliaran dolar sementara Turki secara tegas mendukung Azerbaijan dalam konflik ini.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kemarin berkomentar dan menyalahkan Armenia atas perang yang terjadi. Ia mengatakan Armenia harus meninggalkan eksistensi di wilayah tersebut agar kedamaian terjadi.
"Begitu Armenia segera meninggalkan wilayah yang didudukinya, wilayah itu akan kembali ke perdamaian dan harmoni," katanya dikutip AFP.
Di 1991 konflik perang sempat pecah. Namun didamaikan Grup Minsk yang terdiri dari sejumlah negara seperti Prancis, Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan prihatin tentang dampak kemanusiaan dari eskalasi konflik. Kelompok ini meminta pihak untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna memastikan bahwa kehidupan sipil dan infrastruktur dihormati dan dilindungi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Perang Baru Pecah di Asia, Operasi Militer Dimulai
