Kurangi Beban Biaya, Kini Pertamina Mulai Kurangi Stok BBM

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 September 2020 19:50
A man walks near storage tanks at a state-owned Pertamina fuel depot in Jakarta, Indonesia, May 8, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berencana mengurangi stok bahan bakar minyak (BBM) ke kondisi normal setelah sejak awal pandemi perseroan mengimpor BBM cukup tinggi yang berdampak pada stok operasional BBM jauh lebih tinggi dari kondisi normal.

Hal tersebut disampaikan Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono. Menurutnya, sejalan dengan kondisi permintaan BBM yang mulai membaik dan menuju normal, maka perseroan akan mengurangi stok BBM secara perlahan. Namun pengurangan ini tidak bisa dilakukan tergesa-gesa karena harus menyesuaikan perkembangan kondisi terkini.

"Ke depan kondisi sudah mulai normal, dan Covid-19 segera mereda, kami akan kurangi stok secara perlahan. Memang kami tidak bisa turunkan stok secara tergesa-gesa karena kami juga harus lihat kondisi ini," papar Mulyono dalam sebuah diskusi sebagaimana dikutip pada Senin (28/09/2020).

Dia mengatakan, pada Juni stok BBM untuk bensin RON 88 atau biasa dikenal dengan merek Premium tersedia untuk 38 hari, solar sekitar 31 hari, di atas kondisi normal yang biasanya tersedia rata-rata untuk 20 hari. Begitu pun dengan avtur yang biasanya permintaannya mencapai 500 ribu kilo liter (kl) per bulan, namun pada April di bawah 100 ribu kl.

Dia berharap, agar kondisi ini bisa segera membaik, sehingga Pertamina bisa mengembalikan stok ke kondisi normal. Pasalnya, untuk menyiapkan stok BBM, artinya perseroan harus mengeluarkan biaya hingga miliaran dolar Amerika Serikat. Semakin tinggi stok yang disediakan, maka artinya semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.

"Jadi, sebenarnya kami harapkan ini segera ke kondisi normal, sehingga stok kami tidak terlalu tinggi. Tapi tidak usah khawatir. Kami tetap komit untuk menjaga distribusi energi ke masyarakat tidak akan terganggu," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, penjualan BBM selama masa pandemi Covid-19 terus mengalami penurunan. Penjualan bensin RON 90 atau dikenal dengan merek Pertalite menurutnya "terjun bebas" pada bulan April. Namun pada Mei sampai Juli mulai membaik.

Menurutnya, jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diberlakukan di semua daerah, maka akan berdampak pada konsumsi BBM yang kembali anjlok.

"Stok nasional dulu kami dikejar-kejar supaya depot tidak kosong. Sekarang terbalik, bagaimana agar supaya tangki-tangki tidak penuh," tuturnya.

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar stok tidak terlalu tinggi.

"Kita tahu pada saat terjadi Covid-19 ini kan banyak negara di-lockdown. Pertamina saat Covid-19 potong capex (belanja modal) 30%. Capex akan dialokasikan sesuai prioritas, diusahakan proyek tidak ditunda tapi diubah skema investasinya. Pada saat harga murah, kami beli 10 juta barel, diambil 3 bulan biasanya sebulan sekali. Kami juga beli 9,3 juta Mogas dan LPG," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miris, RI Tak Punya Stok BBM Nasional, Simak Faktanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular