Bukan Resesi, Ternyata Ada yang Paling Ditakuti Pengusaha

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
27 September 2020 18:23
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Senin (5/2/2018). Tahun ini, bank Indonesia memperkirakan ekonomi akan tumbuh lebih baik dibandingkan dari tahun lalu di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen seiring membaiknya perekonomian global. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 hampir pasti tumbuh minus seperti yang disampaikan Menkeu Sri Mulyani. Artinya, resesi sudah nyata, dan sedang berlangsung saat ini. Ramalan ini juga disampaikan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang.

"Kalau kita lihat ya intinya kalau misalnya, kalau kuartal III ini kan kita udah pasti terkontraksi ya hampir pasti minus," ujarnya saat berbincang dengan CNBC Indonesia, dikutip Minggu (27/9/20).

Kendati resesi, pengusaha masih optimistis ada peluang kebangkitan di kuartal IV. Hanya saja, ada syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mewujudkan kebangkitan tersebut. Sarman menegaskan bagi pengusaha bukan soal kondisi resesi atau tidak, tapi perlu ada kepastian kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir. Bila pandemi belum pasti sampai kapan, justru itu lah yang paling ditakuti pengusaha.

"Sebenarnya peluang kita sangat sangat bisa positif apabila kita bisa cepat menyelesaikan daripada pandemi ini," tandasnya.

Adapun sektor yang diharapkan jadi penopang pertumbuhan adalah perdagangan dan jasa. Secara lebih spesifik, dia punya harapan besar sektor tersebut bisa berpenetrasi positif di DKI Jakarta.

"Tentu memang sektor perdagangan ini ya, itu menjadi salah satu juga yang kita harapkan juga cepat bangkit. Apalagi kalau kita bicara Kota Jakarta," bebernya.

Menurutnya, Jakarta akan lekas bangkit jika pergerakan manusia sudah normal. Artinya, tidak ada pembatasan lagi sehingga ada kebebasan untuk seluruh sektor usaha bisa buka.

"Ini akan cepat dari sektor perdagangan dan jasa. Ini akan cepat memicu pertumbuhan ekonomi. Makanya kami juga sampaikan bahwa walaupun kita melihat pertumbuhan ekonomi Jakarta minus 8,22%, tapi kita yakin ketika nanti hidup kembali di Jakarta itu akan lebih cepat melaju positif itu loh," katanya.

"Jadinya artinya bahwa ini semua akarnya adalah bagaimana kita mempercepat menemukan vaksin ini, dengan disiplin kita bersama-sama melaksanakan protokol kesehatan sehingga kita harapkan bahwa penyebaran virus Corona ini bisa kita tekan, bisa normal kembali, sehingga berbagai aktivitas usaha dan bisnis kita bisa kita picu dan kita cepat bangkit dari keterpurukan ini," tutupnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Karaoke Bangkit dari 'Kubur', Langsung Dihantam Pajak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular