
Di Sidang PBB, Jokowi: No One is Safe & Left Behind!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara mengenai pandemi Covid-19 dalam pidato perdananya di Sidang Majelis Umum ke 75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Di awal pidatonya, Jokowi mengaku prihatin dengan situasi sekarang. Di saat seharusnya setiap negara bersatu padu melawan pandemi, namun yang terlihat justru perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam.
"Padahal, kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win win pada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan," kata Jokowi, Rabu (23/9/2020).
Jokowi meyakini, setiap negara merasakan dampak pandemi begitu luar biasa, baik itu dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi. Seluruh negara pun tahu, virus tersebut tak mengenal batas negara.
"No one is safe until everyone is (safe). Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," jelasnya.
Selain itu, kepala negara juga berbicara mengenai kerja sama antar negara. Jokowi menegaskan Indonesia akan terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai dengan amanah konstitusi, serta memainkan peran sebagai bagian dari solusi.
"Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak, tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no no country should be left behind," kata Jokowi, Rabu (23/9/2020).
Prinsip tersebut, kata Jokowi, adalah hal yang ditekankan Presiden Soekarno yang dituangkan dalam Dasasila Bandung, sebuah kesepakatan dalam Konferensi Asia Afrika pada 1955 silam.
"Hingga kini prinsip Dasasila Bandung masih sangat relevan, termasuk untuk penyelesaian perselisihan secara damai, kemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional," jelasnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pidato Perdana di PBB, Jokowi Tegaskan RI Pro Palestina