
Pemerintah Buka-bukaan Soal Dokumen Corona Selesai Akhir 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede memberikan paparan utuh perihal strategi dan pola pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Paparan itu juga merespons beredarnya dokumen yang diperoleh CNBC Indonesia yang menunjukkan pandemi akan tuntas di akhir 2021.
"Ini supaya kita bisa memberikan kerangkanya seperti apa sebetulnya dipikirkan oleh KPCPEN. Kita butuh rencana jangka menengah bahkan 2023 mungkin 2024," ujar Raden dalam media briefing yang berlangsung secara virtual, Selasa (22/9/2020).
Ia menjelaskan latar belakang di balik pembuatan frame work itu. Salah satunya adalah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Hal itu tidak hanya dialami oleh Indonesia semata, melainkan juga negara-negara lain di dunia.
"Yang boleh dikatakan hampir pasti adalah kalau pertumbuhan tahun ini negatif, maka pertumbuhan tahun depan menjadi positif. Tapi persoalannya yang utama kita lihat apakah itu sustainable atau tidak," kata Raden.
Komisaris PT Bank Central Asia Tbk itu lantas memaparkan dua kurva dalam PCPEN. Kedua kurva itu berkaitan dengan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
![]() Penanganan Covid-19 |
Raden menjelaskan, kurva di atas menunjukkan pola penularan Covid-19. Pada masa awal. Indonesia berhasil menekan penularan virus corona melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akan tetapi, setelah itu, kurva menunjukkan naik dan turun.
"Apakah mungkin ada gelombang kedua, gelombang ketiga, berdasarkan yang kita pelajari yang disebutkan dengan Flu Spanyol di tahun 1918-1920, itu naik turun. Jadi pola dari pada Covid-19 ini akan naik turun. Dan itu pula sebetulnya yang kita lihat sekarang apa yang terjadi di Eropa, naik turun," ujar Raden.
"Tapi harapan kita dia tidak akan kembali kepada serangan awal semula seperti yang kita lihat di sebelah kiri. Jadi polanya itu gelombang itu bisa turun dan harapan kita over time dia akan subside, akan merendah, akan turun, akan menjadi flat ke bawah," lanjutnya.
Alumni Institut Teknologi Bandung itu lantas menjelaskan kurva di bawah yang berkaitan dengan perekonomian. Pada kuartal I-2020, perekonomian Indonesia turun dan berada pada level 2,97%. Kemudian di kuartal II-2020, ekonomi Indonesia minus 5,3%. Lalu, bagaimana dengan kuartal III-2020?
"Di kuartal ketiga ini mungkin saja itu minus tapi akan lebih baik dari pada kuartal II. Jadi kuartal ketiga sudah pasti lebih baik dari kuartal kedua. Itu yang kita lihat. Dan seterusnya. Kalau kita lihat dia polanya akan terus bertumbuh. Nah apakah dia akan lebih cepat dari sini, tentu mudah-mudahan kita berusaha untuk lebih cepat dari pada pola pertumbuhan yang kita sebutkan di sini. Tapi polanya begitu," kata Raden.
"Jadi yang di bawah adalah kurva ekonomi bagaimana kira-kira pola pemulihannya sedangkan yang di atas itu adalah kurva Covid-19. Memang akan selalu ada boleh dikatakan yang disebutkan menyelamatkan kehidupan atau kesehatan versus menyelamatkan mata pencaharian kehidupan. Di mana di Indonesia kita tidak mau mempertentangkan ini. Karena dua-duanya itu sebetulnya bisa dilakukan sejalan," lanjutnya.
