Internasional

Mengejutkan! FBI Tangkap Mata-mata China di Kepolisian AS

News - Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 September 2020 11:37
FILE PHOTO: FBI agents work the scene at the Armed Forces Career Center in Chattanooga, Tennessee July 16, 2015. REUTERS/Tami Chappell/File Photo Foto: FBI (REUTERS/Tami Chappell)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata-mata China ditangkap agen Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS). Namun ada hal mengejutkan, mata-mata itu berada di lembaga kepolisian negeri Paman Sam.

Otoritas mendakwa seorang pria Tibet yang berstatus sebagai petugas polisi New York dengan kasus spionase. Ia disebut mengumpulkan informasi tentang komunitas Tibet di kota itu untuk pemerintah China.

"Petugas, yang bekerja di sebuah stasiun di bagian kota Queens itu, diperintahkan oleh anggota konsulat China di New York," menurut surat dakwaan yang dirilis Senin (21/9/2020), mengutip AFP.

Lembaga itu menambahkan bahwa pria berusia 33 tahun itu diyakini telah mengumpulkan informasi antara 2018 sampai 2020 tentang aktivitas komunitas Tibet melalui kontaknya dengan komunitas itu. Pria itu juga dipercaya bertugas untuk mengidentifikasi sumber informasi potensial.

Pria yang juga merupakan perwira Angkatan Darat AS itu diketahui telah mengizinkan anggota konsulat China untuk menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Departemen Kepolisian New York (NYPD), menurut dakwaan.

Otoritas China diduga membayar pria itu dengan jumlah fantastis. Bahkan, mencapai puluhan ribu dolar.

Petugas tersebut telah didakwa dengan empat dakwaan, termasuk mendaftar dalam layanan negara asing di tanah AS, memberikan representasi yang keliru, dan menghalangi pengoperasian layanan publik.

"Dia dibawa ke hadapan hakim pada Senin dan ditahan," kata juru bicara jaksa federal Brooklyn. Sebagai akibat dari perilakunya tersebut, pria itu kini telah diskors tanpa dibayar.

Menurut laporan, pria Tibet yang lahir di China itu diberikan suaka politik di AS karena mengklaim telah disiksa oleh otoritas China dengan alasan etnis Tibetnya. Namun, dari hasil penyelidikan diketahui bahwa kedua orang tua pria itu adalah anggota Partai Komunis China.

"Jika dikonfirmasi oleh pengadilan, operasi spionase menunjukkan bahwa Partai Komunis China terlibat dalam operasi jahat untuk menekan perbedaan pendapat, tidak hanya di Tibet ... tetapi di mana pun di dunia," kata Kampanye Internasional untuk Tibet, sebuah kelompok advokasi yang mempromosikan kebebasan dan hak orang Tibet.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ngaku Jadi Mata-mata China, Warga Singapura Ini Diringkus AS


(sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading