
Transportasi Darat Mulai Bergairah Kecuali ke Bali, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat sektor transportasi tertekan termasuk di moda transportasi darat. Namun saat ini, geliat transportasi darat kembali bergairah di hampir semua wilayah, kecuali dari dan menuju Bali.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 memang telah menurunkan aspek pergerakan masyarakat di semua sektor, terutama pergerakan masyarakat itu sendiri, logistik dan sebagainya.
"Terlihat dari data yang ada, produksi terminal sebelum Covid-19 sampai saat Covid-19 itu grafiknya turun sekali. Kemudian mulai agak meningkat saat Juli kemarin," kata Budi Setiyadi dalam Dialog Publik Hari Perhubungan Nasional bertajuk 'Wujudkan Asa, Majukan Indonesia', Kamis (17/9/20).
Dari paparan Budi Setiyadi, terjadi penurunan penumpang di terminal bus Tipe A sebesar 99% pada Mei 2020. Selanjutnya, pada Juni 2020 penumpang mulai naik 92% jika dibandingkan Mei 2020 dan naik lagi 54% di Juli 2020 secara bulanan.
"Di angkutan penyebragan juga hampir sama. Yang agak berbeda penyeberangan yang ada di sekitar Ketapang-Gilimanuk di mana saat masuk ke Bali persyaratan sangat ketat sekali. Kalau tidak ada rapid rest masyarakat tidak boleh menyebrang. Namun untuk di Bakauheni saat ini sudah normal," ujar Budi Setiyadi.
Di lintas penyeberangan Bakauheni-Merak, penumpang di bulan Agustus 2020 bahkan mencapai 1,5 juta orang. Jumlah itu melampaui angka sebelum pandemi Covid-19, yakni di Februari 2020 sebesar 1,5 juta orang. Pergerakan penumpang di lintas ini sempat anjlok drastis pada Mei 2020 yang hanya 231.576 orang.
Adapun untuk jumlah kendaraan yang melintasi Merak-Bakauheni mencapai 409.112 unit, lebih besar dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 di Februari sebanyak 332.542. Berbeda dengan angka pergerakan penumpang orang, penurunan jumlah kendaraan di bulan Mei 2020 relatif tak besar, yakni di angka 142.349 unit.
"Dengan kondisi seperti ini Covid-19 berdampak di industri transportasi darat baik bus terutama, kemudian angkutan penyebrangan. Untuk logistik tidak begitu nampak sekali (cekungan grafiknya) karena memang saat Covid-19 logistik jadi prioritas," kata Budi Setiyadi.
Adapun pada lintas Ketapang-Gilimanuk, saat ini pergerakan penumpang orang dan kendaraan belum pulih. Pada Agustus jumlah penumpang ada di angka 546.250 orang, masih di bawah capaian Februari sebesar 811.758 orang.
Hal sama terjadi pada angkutan logistik yang tercermin dari pergerakan kendaraan di lintasan tersebut. Pada Agustus 2020 jumlah kendaraan yang melintas tidak lebih dari 202.442 unit, lebih sedikit dari periode Februari 2020 sebesar 394.190 unit.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenhub: Mobilitas Di Masa Idul Adha 2020 Naik 41%