'Helikopter Uang' Jokowi Terbang Tinggi, Mampu Cegah Resesi?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 September 2020 09:56
Infografis: RI Bakal Punya Tol 18X Panjang Pulau Jawa
Foto: Ilustrasi Presiden Joko Widodo (CNBC Indonesia/Arie Pratama)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin memaparkan realisasi anggaran penanganan Covid-19 baik di bidang kesehatan maupun ekonomi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Catatan Satgas PEN, alokasi anggaran tersebut telah diserap sebesar Rp 240,9 triliun atau 34,65% dari target yang ditetapkan. Angka ini diklaim tumbuh 30% dari akhir Juli yaitu Rp 140,4 triliun.

"Satgas ekonomi bertanggung jawab terhadap 4 program," katanya.

Adapun realisasi program perlindungan sosial mencapai Rp 120,3 triliun atau 59,03% dari target Rp 203,9 triliun. Selain itu, realisasi bantuan untuk UMKM pun sudah mencapai Rp 58,6 triliun atau 47,5% dari target Rp 123,4 triliun.

"Sektoral K/L dan pemerintah daerah, program di sini juga meningkat cukup baik. Kita bisa mencapai 24,46% Tapi pertumbuhannya cukup baik. Realisasi sekitar Rp 26 triliun. Pagu Rp 106,06 triliun," ujar BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin.

"Yang masih menunggu adalah pembiayaan koperasi, di antaranya ada beberapa PMN yang mudahan di akhir September ini bisa cair, gelondongannya cukup besar sehingga nanti ada kenaikan signifikan di akhir bulan ini," lanjutnya.

BGS mengatakan, pemerintah saat ini fokus mengejar serapan anggaran yang dikelola Satgas PEN sebesar Rp 100 triliun hingga akhir September. Adapun realisasi anggaran yang dikelola PEN saat ini sudah mencapai Rp 87,5 triliun.

"Dan mudah-mudahan itu bisa memberikan dukungan yang cukup untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III," kata BGS.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu mengakui bahwa Indonesia cuma punya waktu satu bulan untuk melakukan upaya agar perekonomian domestik tak masuk dalam jurang resesi.



Dalam bulan September yang akan berakhir kurang dari 15 hari, pemerintah pun akan menggelontorkan dana triliunan kepada masyarakat untuk menggenjot konsumsi rumah tangga yang loyo karena dampak dari Covid-19.

Keputusan ini terbilang tak lepas dari kontribusi konsumsi rumah tangga sebagai penyokong utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan persentase lebih dari 50% dari PDB.

"Kami akan terus mencoba meningkatkan angka penyaluran [bantuan] ini sampai akhir September," kata Budi

Sebelum mengakhiri pernyatannya, Budi sempat menyebut bahwa bantuan tersebut diharapkan Presiden Jokowi dapat menjaga pertumbuhan ekonomi nasional atau setidaknya bisa seperti capaian pada kuartal III pada tahun lalu.

"Sesuai arahan bapak presiden agar bisa ada di kisaran yang sama, dengan angka di kuartal III tahun lalu," jelasnya.

Budi menjelaskan, dana PEN yang dikelola Satgas PEN saat ini sudah terealisasi hingga Rp 87,5 triliun. Pemerintah akan mengejar serapan anggaran hingga Rp 100 triliun sampai akhir tahun.

"Jadi kita masih punya waktu 2 minggu plus 2 hari. Insya Allah akan kita kejar angkanya bisa sampai Rp 100 triliun," jelasnya.

Budi mengatakan, pemerintah akan memfokuskan untuk mempercepat penyaluran bantuan sosial tunai non Jabodetabek, kartu pra kerja, serta bantuan subsidi gaji bagi para pekerja berpenghasilan di bawah Rp 5 juta.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Soal Covid-19 di 2020: WHO Bingung, Kita Juga Bingung!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular