
Kabar Baik Saudara! Resesi Global Tak Seburuk yang Diramalkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi global tahun ini disebut tak sedalam yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini ditegaskan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Rabu (16/9/2020).
Kontraksi tahun ini diproyeksikan 4,5%. Ini lebih baik dari perkiraan Juni di mana OECD meramal kontraksi global hingga 6%.
Meski begitu, pemulihan tahun depan juga tidak akan cepat. Secara moderat, pertumbuhan 2021 diperkirakan sekitar 5%, turun sedikit dari ramalan sebelumnya 5,2%.
"Prospek ekonomi tetap sangat tidak pasti," kata lembaga yang berpusat di Prancis itu seraya menyebut Covid-19 masih terus memberikan dampak besar ke ekonomi dan masyarakat.
Secara rinci, EOCD mencatat produksi global yang turun lebih dari 10% pada kuartal II 2020. Perdagangan global turun lebih dari 15%.
Pasar tenaga kerja juga sangat terganggu. Banyak orang kehilangan pekerjaan karena bisnis terpaksa tutup.
"Tanpa dukungan kebijakan yang cepat dan efektif yang dilakukan untuk meredam dampak guncangan ke pendapatan rumah tangga dan perusahaan, kontraksi dalam output dan pekerjaan akan jauh lebih besar," jelas lembaga itu lagi.
China disebut OECD menjadi satu-satunya harapan di 2020. Meski yang lain melemah, ekonomi Tirai Bambu akan tumbuh 1,8%.
Ekonomi India, meski kontraksi akan tetap lebih baik dari rata-rata global. Di mana ekonomi kontraksi 3,8 persen tahun ini.
Di Eropa, ekonomi Jerman lebih baik di banding negara Uni Eropa lain. Negeri Panser akan berkontraksi 5,4% sementara rata-rata UE 7,9%.
Italia dan Inggris mengalami penurunan ekonomi terdalam 10,5 dan 10,1%. Sementara Prancis 9,5%.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Resesi, Bukan Ekonomi Terbesar ke-3 Dunia Lagi!