Internasional

Oposisi Israel: Netanyahu Ogah Bahas Damai dengan Palestina!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 September 2020 17:28
Israeli social workers wave a national flag as they block a main road during a protest against the economic situation in the central Israeli town of Kfar Ahim, Thursday, July 9, 2020. With a new outbreak of coronavirus devastating Israel's economy, one of Prime Minister Benjamin Netanyahu's closest confidants was dispatched on to a TV studio on a recent day to calm the nerves of a jittery nation. Instead, he dismissed the public's economic pain as
Foto: Israel (AP/Sebastian Scheiner)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berniat untuk membahas perdamaian dengan Palestina, kata pemimpin oposisi Yair Lapid kepada AFP, Selasa (15/9/2020).

"Pemerintah ini tidak berniat membicarakan apapun dengan Palestina," kata Lapid, yang mendorong dimulainya kembali perundingan damai.

Lapid menyampaikan pernyataan tersebut menjelang upacara penandatanganan kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. Ini akan menjadi kesepakatan pertama yang dimiliki Israel dengan negara Arab sejak 1990-an. Kesepakatan ini akan disaksikan dan diselenggarakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Meski Lapid menyambut baik kesepakatan Teluk dan mengatakan Netanyahu menolak pembicaraan dengan Palestina, namun ia berpendapat Israel masih harus melanjutkan negosiasi perdamaian dengan Palestina.

"Pemerintah saat ini mengatakan kami telah mencapai kesepakatan dengan negara-negara Sunni moderat tanpa membayar harga negosiasi dengan Palestina. Apa yang saya katakan adalah itu bukan harga. Ini kepentingan Israel," katanya kepada AFP di kantor parlemennya.

Netanyahu sendiri sebelumnya dikabarkan telah berangkat ke Washington pada Minggu, untuk menghadiri upacara penandatanganan yang akan dilaksanakan di Gedung Putih pada Selasa itu. Di sana ia akan menandatangani deklarasi normalisasi dan perdamaian dengan menteri senior dari Uni Emirat Arab dan Bahrain.

"Dalam perjalanan kami untuk membawa perdamaian sebagai ganti perdamaian," tulis Netanyahu di Twitter beberapa saat sebelum pesawat lepas landas, mengutip The Times of Israel.

Penandatanganan itu akan membuat UEA dan Bahrain menjadi mitra perdamaian Arab ketiga dan keempat untuk Israel, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

[Gambas:Video CNBC]


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penerbangan Komersial Perdana Israel ke Uni Emirat Arab

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular