'Jadi Macan 60 Tahun, Ekonomi Asia Kini Bagaikan Kucing'

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 September 2020 19:29
Ilustrasi resesi Singapura. AP/
Foto: Ilustrasi resesi Singapura. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 tinggal tersisa satu kuartal saja, tetapi dunia belum bisa merdeka dari pandemi Covid-19. Ancaman teror virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) masih terus mengintai dan membuat ekonomi global tenggelam dalam lumpur resesi, tak terkecuali Benua Kuning.

Asian Development Bank (ADB) melihat Asia akan jatuh ke jurang resesi untuk pertama kalinya sejak enam dekade terakhir. Resesi kali ini tak pandang bulu, baik negara maju maupun negara berkembang semuanya berpeluang mengalami kontraksi pada perekonomiannya.

Contohnya sudah banyak terlihat pada data PDB kuartal kedua lalu. Jika menggunakan definisi resesi sebagai penyusutan output selama dua kuartal berturut-turut maka, lima negara di kawasan Asia sudah sah mengalami resesi.

Mereka adalah Hong Kong, Jepang, Thailand, Singapura dan Filipina. Sepanjang tahun ini, kelima negara tersebut telah mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Ekonomi negara-negara tersebut mengalami kontraksi yang sangat dalam pada kuartal kedua seiring dengan semakin merebaknya wabah Covid-19 serta pembatasan mobilitas publik sebagai bentuk upaya pengendalian wabah. 

Bayangkan saja, untuk sekelas negara berkembang seperti Thailand dan Filipina yang biasanya memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus merasakan getirnya penyusutan output sampai dobel digit. 

Lockdown yang marak diterapkan di banyak negara telah membuat pukulan ganda bagi perekonomian, baik dari sisi permintaan maupun sisi rantai pasok. 

Jika melihat fenomena krisis tahun 1997 di Asia dan tahun 2008 secara global, pemicunya adalah krisis di sektor keuangan yang merembet ke sektor riil. Namun yang ini berbeda karena krisis dimulai dari fenomena kesehatan masyarakat yang merembet ke sektor riil dan ke sektor keuangan.

Ekonomi Asia menurut ADB diproyeksikan menyusut ke 0,7% di 2020. Namun di 2021, ADB memproyeksikan Asia akan tumbuh 6,8%. ADB juga memperkirakan ekonomi kawasan Asia masih sulit tumbuh di sisa tahun ini lantaran pandemi Covid-19 masih belum teratasi.

"Sebagian besar ekonomi di kawasan Asia cukup sulit untuk tumbuh di sisa 2020 ini," kata Yasuyuki Sawada dalam keterangan resminya, Selasa (15/9/2020).

Asia bagian selatan akan menjadi kawasan yang terkena dampak paling parah. India terkontraksi 9% di tahun ini dan hanya China yang diperkirakan bisa tumbuh 1,8%. Sementara, Asia Tenggara akan terkoreksi 3,8%.  

Namun ADB juga memperingatkan bahwa pemulihan dapat digagalkan oleh pandemi yang berkepanjangan dan tindakan penahanan yang lebih keras.

"Ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 tetap kuat, karena gelombang pertama yang berkepanjangan atau wabah yang berulang dapat mendorong tindakan penanggulangan lebih lanjut," kata Sawada.

Setiap kali rilis data ekonomi diumumkan, maka makin banyak negara yang resmi jatuh ke dalam jurang resesi. Sampai saat ini sudah ada lebih dari 40 negara yang mengalami resesi.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Pada dasarnya mengharapkan Indonesia untuk tak jatuh ke jurang resesi adalah hal yang susah. Bukannya pesimis, tetapi melihat fakta di lapangan yang sebenarnya sudah cukup menjadi bukti kuat bahwa RI pun tak bisa mengelak.

Tahun 2020, untuk pertama kalinya Indonesia harus mengatakan sayonara pada pertumbuhan ekonomi 5%. Pada kuartal pertama, PDB Indonesia hanya tumbuh 2,97% (yoy).

Namun saat PSBB mulai marak diterapkan di berbagai wilayah di Tanah Air, ekonomi RI mengalami kontraksi yang sangat dalam hingga -5,32% (yoy). Ini merupakan kontraksi yang terdalam sejak krisis moneter tahun 1998 silam. 

Meski rilis high frequency data RI menunjukkan bahwa ada tanda-tanda rebound ekonomi di kuartal ketiga, jalan menuju pertumbuhan ekonomi di teritori positif sangatlah susah. 

Hal ini pun diamini oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Mantan bos Bank Dunia itu sering memperingatkan bahwa perekonomian di kuartal III kemungkinan masih akan berada di zona negatif. Namun, kontraksinya memang tidak akan sedalam di kuartal II lalu.

Para pengamat ekonomi tanah air bahkan menegaskan saat ini Indonesia sudah berada di jurang resesi. Hanya tinggal menunggu waktu pengumuman perekonomian kuartal III saja sebagai penegasan.

Dengan kasus infeksi Covid-19 yang terus meningkat setiap harinya di seluruh dunia dan termasuk Asia, kontraksi ekonomi masih akan berlanjut hingga kuartal ketiga adalah sebuah keniscayaan. Pada akhirnya Covid-19 telah menumbangkan Asia yang selama ini dikenal sebagai 'macan'.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular