Pernyataan Lengkap Gubernur Anies Soal PSBB Total di Jakarta

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
09 September 2020 21:54
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. saat peresmian staisun terpadu Tanah Abang, Rabu (17/6/2020) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk menarik rem darurat dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total. Keputusan ini mempertimbangkan kasus Covid-19 di Jakarta yang semakin tidak terkendali, dengan kenaikan kasus aktif, jumlah kasus kematian, hingga tingkat keterisian tempat tidur.

"Bila situasi ini berjalan terus, dari data yang kami miliki bisa dibuat proyeksi 17 September 2020 tempat tidur isolasi yang kita miliki akan penuh. Sesudah itu tidak akan mampu menampung pasien Covid-19 dan ini waktunya hanya sebentar," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (09/09/2020).

Dalam konferensi persnya Anies menjabarkan, jumlah orang yang dirawat di ruang isolasi di Jakarta yang terus bertambah dari sejak kasus muncul dan mulai melambat setelah dilakukan pembatasan. Pada 16 Maret Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penutupan sekolah, perkantoran, kegiatan umum, tempat-tempat umum. Dalam kurun 2 minggu kemudian jumlah kasus yang harus dirawat mengalami perlambatan sampai Juni melakukan pembatasan dan terjadi pelandaian.

Saat ini persentase dari tempat tidur yang digunakan naik, ambang batasnya 4.053. Anies mengatakan akan meningkatkan lagi 20% sehingga menjadi 4.807. Namun menaikkan jumlah tempat tidur bukan cuma menambah jumlah tempat tidur, tetapi memastikan ada dokter perawat, alat pengaman, obat-obatan, dan seluruh alat pendukungnya.

"Jadi menaikan kapasitas jadi 4.807 bila tidak dibarengi dengan pencegahan penularan ketat seperti sekarang maka tempat tidur itu akan penuh di pekan kedua Oktober," katanya.

Menaikan kapasitas tempat tidur menjadi 4.807 akan tercapai pada 6 Oktober 2020. Untuk jangka pendek Pemprov DKI Jakarta akan terus meningkatkan kapasitas, namun kalau tidak pembatasan ketat maka ini hanya sekedar mengulur waktu.

"Saya ingin tunjukan data masalah kita, situasinya tidak cukup baik," ujarnya.

Dengan kenaikan kasus Agustus-September, maka tempat tidur pun akan penuh pada 25 September 2020. Dengan begitu, meskipun mendorong peningkatan kapasitas RS, tetapi pertambahan kasus aktif di Jakarta pertambahannya lebih cepat daripada kapasitas tampung RS, baik ICU maupun tempat tidur. Dari tiga data ini, angka kematian, keterpakaian tempat tidur dan isolasi, ICU khusus covid menunjukan bahwa situasi wabah di Jakarta ada dalam kondisi darurat.

"Dengan melihat kedaruratan ini, tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta menarik rem darurat sesegera mungkin. Dalam rapat disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti pada masa awal pandemi dulu," kata Anies.

Yang diterapkan bukan lagi PSBB transisi, tetapi PSBB seperti di masa awal sehingga diharapkan jumlah kasus bisa menurun.

"Sekali lagi ini soal menyelamatkan warga Jakarta. Bila ini dibiarkan maka RS tidak akan sanggup menampung dan efeknya kematian akan tinggi terjadi di Jakarta," ujar dia.

"Nah kita semua dalam pertemuan tadi bersepakat tarik rem darurat dan kita akan menerapkan seperti arahan bapak presiden di awal wabah dahulu yaitu bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan usahakan beribadah juga dari rumah. Detailnya akan kita sampaikan di hari-hari ke depan," katanya.

Sebagai pada seluruh masyarakat bahwa kita akan menuju PSBB, ada fase, ada proses, agar menyiapkan ini agar berjalan dengan baik. Pada prinsipnya mulai 14 September bukan kegiatan usahanya yang berhenti tapi bekerja dari kantor yang ditiadakan. Kegiatan usaha jalan terus dan kegiatan perkantoran jalan terus, tapi perkantoran di gedungnya yang tidak diizinkan untuk beroperasi. Akan ada 11 bidang esensial yang boleh tetap berjalan dengan operasi minimal, tetap dikurangi.

"Perlu saya sampaikan bahwa izin operasi pada bidang-bidang non-esensial yang dulu mendapatkan izin akan dievaluasi ulang untuk memastikan bahwa pengendalian pergerakan kegiatan baik kegiatan usaha maupun kegiatan sosial itu tidak menyebabkan penularan," kata Anies.

Lalu seluruh tempat hiburan akan ditutup kegiatan yang dikelola Pemprov Jakarta yang sudah berlangsung selama ini, rumah makan, restoran, kafe. Penyesuaian tempat ibadah bagi warga setempat masih boleh digunakan asal menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Artinya rumah ibadah raya yang jamaahnya datang dari berbagai daerah, bukan dari lokasi setempat seperti masjid raya tidak dibolehkan untuk dibuka, harus tutup.

Tetapi rumah ibadah di kampung di komplek yang digunakan oleh masyarakat dalam kampung itu sendiri dalam kompleks itu sendiri masih boleh buka ada perkecualian. Kawasan yang memiliki jumlah kasus yang tinggi kawasan-kawasan itu ada datanya wilayah2nya RW-RW yang dengan kasus tinggi, maka kegiatan beribadah harus dilakukan di rumah saja.

"Tapi yang lainnya bisa melakukan kegiatan selama hanya untuk warga di wilayah itu dan bukan tempat ibadah raya yang pengunjungnya jamaahnya datang dari berbagai tempat di mana di situ terjadi potensi interaksi yang ada potensi penularan. Meski begitu izinkan saya menganjurkan untuk lebih baik semua dikerjakan di rumah," katanya.

Kegiatan publik yang bersifat berkumpul pun akan dilarang kembali. Anies menegaskan penularan di acara-acara tersebut potensinya sangat besar. Selain itu transportasi umum akan dibatasi secara ketat jumlah dan jamnya, ganjil genap ditiadakan.

"Saat ini kondisinya darruat lebih darurat di masa wabah awal dulu, maka jangan keluar rumah bila tidak terpaksa. Tetap di rumah, jangan keluar dari Jakarta kalau tidak mendesak," katanya.

Pergerakan keluar masuk Jakarta dia mengakui sulit untuk ditekan, karena dalam kenyataannya tidak mudah ditegakan oleh Jakarta semata namun perlu koordinasi yang lebih luas.

"Besok kami akan koordinasi terkait pelaksanaan pengetatan yang akan kita lakukan di hari-hari ke depan," kata Anies.

Dia pun meminta pihak perkantoran melakukan persiapan, dan menggunakan pengalaman melakukan PSBB yang ketat beberapa bulan lalu membuat pengelola tahu apa yang harus dikerjakan. Selama ini Pemprov dan seluruh jajarannya dan dukungan pemerintah pusat terus bergerak dan tidak tinggal diam, dari sisi pemerintahan akan tetap melakukan deteksi pada mereka yang bergejala dan positif. Harapannya sisi pemerintah melakukan 3T, dan masyarakat melakukan 3M.

Saat ini sudah 716 ribu orang yang dites PCR di Jakarta, ini membuat Jakarta 49% tes secara nasional. Dari tes tersebut ditemukan lebih dari 49 ribu kasus, artinya positivity rate di Jakarta saat ini 7% lebih rendah dari angka nasional. Sejak PSBB transisi bulan Juni, Jakarta juga konsisten meningkatkan test dan telah melebihi standar WHO 5 kali lipat, dan akan terus meningkatkan tes ini.

"Kami bekerja sama dengan jejaring laboratorium untuk memastikan tes kita tetap tinggi untuk menyelamatkan keselamatan nyawa warga Jakarta. Puskesmas juga melakukan active case finding," ujarnya.

Fasilitas treatment, ICU, saat ini terus ditingkatkan dan sangat berbeda dengan di masa awal yang masih minim fasilitas. Ke depannya Pemprov akan menjadi RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng diubah menjadi RS khusus Covid-19. Jumlah tenaga kesehatan akan semakin berkembang, karena baru saja merekrut 1.174 tenaga kesehatan profesional dan akan ditambahkan.

"Kami mau memastikan ada perlindungan baik untuk mereka karena saat ini sudah lebih dari 100 dokter yang meninggal dalam perjuangan melawan Covid-19. Satu dokter meninggal artinya ratusan ribu warga kehilangan tenaga kesehatan, jangan sampai kita kehilangan garda terakhir kita melawan Covid-19," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular