
Menakjubkan! Bukan Negara Kaya, Senegal Mampu Libas Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Lupakan Korea Selatan atau Selandia Baru. Kini Senegal menjadi negara dengan penanganan wabah virus corona (Covid-19) terbaik dibandingkan banyak negara saat ini.
Meskipun dikenal sebagai negara yang memiliki sistem perawatan kesehatan paling rapuh, Senegal membuat hasil tes Covid-19 keluar dalam 24 jam atau bahkan lebih cepat. Hotel telah diubah menjadi unit karantina dan para ilmuwan berlomba untuk mengembangkan ventilator mutakhir dan murah.
Negara yang terletak di Afrika Barat ini dianggap sebagai model keberhasilan penanggulangan virus corona. Sebab para pemimpin Senegal, menurut para ahli, menyampaikan informasi tentang virus berbasis sains dengan jelas dan konsisten, dan agresif menanggapi wabah.
Sehingga per Rabu (9/9/2020),menurut data Worldometers, Senegal yang memiliki populasi 16 juta ini hanya memiliki 14.044 kasus positif. Di mana ada 292 kematian, dan 10.037 pasien berhasil sembuh.
"Anda melihat Senegal bergerak di semua lini, mengikuti sains, bertindak cepat, mengerjakan sisi komunikasi persamaan, dan kemudian berpikir tentang inovasi," kata Judd Devermont, direktur program Afrika di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, sebuah wadah pemikir kebijakan luar negeri nonpartisan, dikutip dari USA Today.
"Senegal layak berada di jajaran negara yang telah menanggapi krisis ini dengan baik, bahkan mengingat basis sumber dayanya yang rendah," ujarnya.
Senegal menempati posisi nomor dua dalam analisis terbaru yang melihat bagaimana 36 negara telah menangani pandemi. Amerika Serikat (AS) berada di posisi paling bawah, yakni 31 dari 36 negara yang diteliti oleh majalah Foreign Policy yang mencakup campuran negara kaya, berpenghasilan menengah, dan berkembang.
Senegal menerima nilai kuat untuk tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dan ketergantungan pada fakta dan sains. Sementara AS menerima pesan kesehatan masyarakat yang buruk, pengujian terbatas, dan kekurangan lainnya.
Devermont dan yang lainnya mengatakan kesuksesan Senegal adalah kombinasi dari tindakan cepat dan komunikasi yang jelas. Negeri ini juga memiliki pengalaman akan wabah Ebola pada 2014 silam.
Selama krisis kesehatan itu, Senegal mengkonfirmasi kasus pertamanya pada 29 Agustus. Kemudian petugas segera mengidentifikasi 74 orang lain yang pernah berhubungan dengan pasien dan mulai memantau dan menguji mereka.
"Pengujian cepat dan dapat diandalkan; semua hasilnya negatif," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengumumkan wabah hanya beberapa bulan kemudian.
"Dengan wabah yang mengamuk tepat di seberang perbatasannya, Senegal telah dipersiapkan dengan baik, dengan rencana tanggapan yang terperinci di tempat pada awal Maret."
Ketika virus corona baru muncul, Direktur Pusat Operasi Darurat Kesehatan Senegal Abdoulaye Bousso mengatakan bahwa pemerintah mulai menyusun rencana darurat. Itu dilakukan setelah WHO mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional pada 30 Januari.
Ketika negara itu mengalami kasus positif pertama dua bulan kemudian, Presiden Macky Sall juga memberlakukan jam malam. Ia membatasi perjalanan antara 14 wilayah Senegal.
"Negara ini meningkatkan kapasitas pengujian dengan cepat, menciptakan laboratorium seluler yang dapat memberikan hasil dalam waktu 24 jam, atau secepat dua jam dalam beberapa kasus," kata Bousso.
Pemerintah Sall juga membuat janji dramatis. Yakni setiap orang yang dites positif akan mendapatkan ranjang perawatan, apakah mereka memiliki gejala atau tidak.
Itu membuat pasien jauh dari rumah. Di mana mereka mungkin menularkan virus ke anggota keluarga.
"Kami melihat di awal bahwa jika Anda melakukan itu, kami dapat dengan sangat cepat menghentikan transmisi," kata Bousso.
Langkah kecil tapi penting lainnya adalah seorang pejabat dari kementerian kesehatan menyampaikan kabar terbaru soal virus setiap harinya. Ia mengungkapkan jumlah infeksi baru, berapa banyak orang yang telah disembuhkan, dan berapa banyak yang meninggal.
"Jika ada enam orang yang meninggal, kami mengatakannya. Jika kami memiliki satu orang, kami mengatakannya," kata Bousso. Tujuannya adalah untuk sepenuhnya transparan, untuk menjaga mobilisasi orang, dan untuk melawan segala kesan bahwa virus bukanlah ancaman serius.
Sang Presiden Sall juga memimpin dengan memberi contoh. Ia memutuskan untuk mengisolasi diri setelah terpapar virus, meskipun dia dinyatakan negatif. Bousso setuju bahwa Senegal belum bisa mengatakan bahwa virusnya sudah terkendali.
"Tapi kami optimis jika terus berjalan, kami bisa menghentikan wabah ini di negara ini," ujarnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Canggih! Spesifikasi CN-235 yang Dikirim Prabowo ke Senegal
