Proyek Gas Raksasa RI Masih Tunggu ACC Menteri, Masih Lama?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 September 2020 16:31
Blok corridor di antara 3 kontraktor
Foto: Infografis//Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut rencana pengembangan atau plan of development (POD) Blok Sakakemang, Sumatera Selatan saat ini masih dalam proses persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Hal tersebut disampaikan Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno.

"POD Sakakemang masih dalam proses persetujuan dari Pak Menteri ESDM (Arifin Tasrif)," paparnya kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Blok Sakakemang yang dioperasikan Repsol Indonesia kini menjadi andalan untuk meningkatkan sumber pasokan gas Indonesia pada beberapa tahun mendatang. Sejak awal 2019 lalu pemerintah mengungkapkan pengharapan besarnya atas blok gas raksasa ini karena telah ditemukannya potensi cadangan gas hingga 2 triliun kaki kubik (TCF) di blok ini. Ini merupakan cadangan gas terbesar yang pernah ada selama 18 tahun terakhir.

Pada Jumat lalu Stakeholder Relations Manager Repsol Indonesia Faisal Jindan menuturkan pihaknya masih menunggu persetujuan POD ini.

"Masih proses (POD) untuk persetujuan," ungkapnya.

Blok Sakakemang menemukan potensi cadangan sampai 2 TCF dari sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan. Saat ini Repsol tengah proses sertifikasi cadangan terbukti 1 TCF tersebut, untuk kemudian memasukkan rencana pengembangan. Pemerintah bahkan menargetkan agar Blok Sakakemang ini bisa mulai produksi pada 2021.

Percepatan produksi Blok Sakakemang juga disesuaikan dengan kesiapan konsumen dalam menyerap pasokan gas ini.

Repsol menemukan cadangan gas ini dari sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018. Nantinya gas produksi Blok Sakakemang akan diintegrasikan dengan fasilitas produksi di Blok Corridor. Wilayah Sakakemang memang berdekatan dengan wilayah Corridor.

Selain itu, melalui perusahaan afiliasinya, Talisman Sakakemang BV, Repsol Group juga telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Tbk untuk pasokan gas dari Blok Sakakemang. MoU ini berlaku sejak 12 Juli 2019 dan akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Gas Sales Agreement (GSA) oleh para pihak.

Pemerintah pun sempat menuturkan rasa bahagianya saat mengumumkan adanya temuan cadangan gas raksasa ini. Bahkan, penemuan cadangan gas dari sumur KBD2X ini disebutkan termasuk ke dalam lima besar temuan cadangan terbesar di dunia pada 2018-2019.

"Kita sangat senang. Mereka (Repsol) baru mengambil alih blok ini di tahun 2015 dan program mereka langsung tancap gas. Tahun 2017-2018 mereka melakukan eksplorasi dengan tim yang sangat solid, para geologist mereka, membuktikan bahwa reservoir (migas) di Indonesia ada dan terbukti," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Kementerian ESDM, Kamis (21/2), seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Migas Kementerian ESDM.

Penemuan cadangan ini pun disebutkan merupakan kedua terbesar setelah di Blok Corridor. Pemerintah mengharapkan agar di sekitar area Sakakemang dapat ditemukan cadangan migas baru.

"Kalau bisa seluruh basin-nya nanti dianalisa, sehingga kemungkinan kita menemukan cadangan lagi lebih besar. Untuk itu reservoir engineer silakan gunakan ilmunya, gunakan pengalamannya untuk melihat lebih luas lagi," kata Arcandra.

Blok Sakakemang ini dioperasikan Repsol yang memiliki hak partisipasi 45% dan selebihnya dimiliki oleh Petronas 45% dan MOECO 10%. Pada 2015, Repsol SA mengakuisisi Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar. Dengan demikian, blok minyak yang tadinya dikelola Talisman diambil alih oleh Repsol.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blok Sakakemang Disetujui, Repsol & Partner Investasi Rp 5 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular