
RI Disebut Belum Bayar Utang Jet Korsel, Ini Kronologisnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikabarkan terjerat 'utang' hingga triliunan rupiah ke Korea Selatan (Korsel). Penyebabnya adalah kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan.
Indonesia sebelumnya telah menyetujui untuk membiayai sebagian proyek pengembangan jet tempur generasi baru KF-X. Indonesia bergabung dengan proyek KF-X dalam upaya pengadaan pesawat untuk angkatan udaranya dan memajukan industri kedirgantaraannya.
"RI disebut telah setuju menanggung 20% dari biaya pengembangan yang senilai 8,8 triliun won, sekitar 1,7 triliun (21 triliun)," tulis Yonhap, Minggu (6/9/2020).
Namun sayangnya, Indonesia belum membayar sekitar 500 miliar won (RP 6,2 T) biaya yang wajib disetor Agustus lalu. Indonesia baru membayar 227,2 miliar won.
Lalu, bagaimana kronologi sebenarnya hingga hal tersebut terjadi?
Indonesia dan Korsel telah memiliki kerja sama di sejumlah sektor. Salah satunya di bidang pertahanan.
Pada Desember 2019 lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Menteri Pertahanan Korsel Jeong Kyeong-doo mengadakan pertemuan untuk mempererat kerja sama di bidang ini.
Menurut kementerian pertahanan Seoul sebagaimana dilaporkan Yonhap pada Desember lalu, pada saat pertemuan para menteri sepakat untuk mengembangkan jet tempur generasi berikutnya.
"Karena kerja sama di bidang industri pertahanan, termasuk proyek KF-X, merupakan simbol hubungan kepercayaan kedua negara yang kuat, kedua menteri sepakat untuk melakukan upaya bersama untuk meningkatkan hubungan pertahanan mereka dengan cara yang saling menguntungkan," kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam rilis setelah pertemuan para menteri di Jakarta.
Sebenarnya proyek ini bukan baru. Proyek kerja sama yang dimaksud sendiri sempat tertunda di 11 tahun lalu.
Proyek ini dimulai dengan letter of intent (LoI) antara Indonesia dan Korsel yang ditandatangani di 2009. Selanjutnya pada 2010 ada MoU 2010 yang diteken dua menteri pertahanan di hadapan Presiden.
Namun kemudian, proyek ini terhenti. Tapi di 2016, dibuat kembali perjanjian dengan Korsel menanggung 60% biaya, Korea Aerospace Industries Co. (KAI) 20% dan RI 20%.
Nantinya ada 168 unit yang diproduksi. 120 unit untuk Korsel dan 48 untuk RI.
Pesawat ini diharapkan bisa selesai 2021. Sejumlah keahlian diantaranya merusak sistem elektronik musuh.
Namun karena adanya pergantian kabinet proyek ini sempat tertunda lagi. Tapi di Desember 2019, setelah pertemuan antar menhan dilakukan, proyek dilanjutkan lagi.
Utang ini juga bukan pertama. Saat kabinet Jokowi pertama, diketahui bahwa Menhan saat itu, Ryamizard Ryacudu, juga pernah mengungkapkan Indonesia belum membayar 20% dari total biaya pengerjaan KF-X/IF-X fase kedua.
Presiden Joko Widodo pada Oktober tahun 2018 lalu juga pernah menginstruksikan untuk melakukan renegosiasi rencana kerja sama tersebut. Hal itu supaya Indonesia mendapatkan keringanan dalam hal pembiayaan.
Sementara itu, CNBC Indonesia masih mencoba meminta verifikasi pemerintah. Belum ada komentar dari Kementerian Pertahanan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ambisi Negeri K-Pop Pangkas Impor Pangan, Tebar Subsidi
