Freeport Bakal Rogoh Kocek Rp 5,14 T untuk Tutup Tambang 2041

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
05 September 2020 13:40
Suasana penambangan Grasberg Freeport. (CNBC Indonesia/Suhendra)
Foto: Suasana penambangan Grasberg Freeport. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan akan mengeluarkan dana sekitar US$ 350 juta atau sekitar Rp 5,14 triliun (asumsi kurs Rp 14.700 per US$) bila tambang nantinya akan ditutup pada 2041. Perusahaan pun harus menyetor uang jaminan secara bertahap untuk memastikan penutupan tambang ini sesuai dengan kaidah aturan berlaku.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan meski kini perusahaan masih mengembangkan tambang bawah tanah dan kontrak baru akan berakhir pada 21 tahun mendatang, namun pihaknya kini sudah menyiapkan dokumen rencana penutupan tambang. Walaupun izin berakhir pada 2041, menurutnya perusahaan harus menyiapkan dokumen ini sejak jauh-jauh hari dan disetujui oleh Pemerintah Indonesia.

"Dengan biaya penutupan tambang US$ 350 juta (sekira Ro 5,14 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.700 per US$), untuk itu sudah ada jaminan bank yang harus disampaikan secara bertahap," ujarnya dalam sebuah diskusi melalui Webinar di Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Dia menyebut, dengan perubahan Kontrak Karya (KK) menjadi IUPK ada beberapa hal yang berubah, salah satunya besaran pajak yang naik tajam. Dia juga menyebut, pemerintah Indonesia mendulang pendapatan besar, di mana kontribusi untuk negara mencapai 60-70%.

"Karena dividen sudah lebih dari 51%, pendapatan negara dalam 20 tahun ke depan US$ 40 miliar," katanya lagi.

Meski IUPK selesai pada 2041, Tony menyebut bahwa cadangan tembaga di Freeport masih bisa sampai 2052. Freeport menegaskan tak akan melakukan eksplorasi lanjutan, hanya melakukan eksplorasi minimal. Hal ini dikarenakan izin Freeport akan berakhir pada 2041.

"Kenapa tak ingin eksplorasi, walau sumber daya ada 2 miliar? jadi potensi ada, tapi kita tak lakukan karena izin sampai 2041. Budget eksplorasi tak dilakukan, hanya eksplorasi minimal, untuk menambah confidence dari cadangan yang sudah ada," jelasnya.

Freeport memperkirakan produksi tembaga pada tahun ini hampir 800 juta pon dan emas 820 ribu ons. Pada 2022 produksi diperkirakan naik menjadi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.

"Pada 2023 akan naik sedikit," imbuhnya.


(wia/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Freeport Anggarkan Investasi Rp 14 T per Tahun Hingga 2041

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular