
Duit Iuran Sawit Terkumpul Rp 10,4 T, Cukup buat Subsidi B30?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebut dana pungutan ekspor kelapa sawit dan produk turunannya sampai dengan Agustus 2020 mencapai Rp 10,4 triliun.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman, kepada wartawan, Jumat (04/09/2020).
Eddy mengatakan dari dana yang terkumpul ini akan dimanfaatkan untuk peremajaan sawit rakyat, mendukung program biodiesel, riset, pengembangan sumber daya manusia, dan promosi lainnya. Dia pun menyebut dana pungutan ini akan cukup untuk memberikan subsidi biodiesel (B30) hingga akhir tahun ini.
"Sampai dengan Agustus untuk tahun 2020 ini sudah dikumpulkan pungutan sebesar Rp 10,4 triliun. Insya Allah cukup (subsidi biodiesel sampai akhir tahun)," paparnya di Gedung Prijadi Praptosuhardjo Kementerian Keuangan Jumat, (04/09/2020).
Namun demikian, menurutnya dana yang sudah disalurkan sampai Agustus lebih tinggi daripada iuran yang telah dipungut, yakni mencapai sebesar Rp 13,2 triliun. Tapi sayang dia tidak menjelaskan alasan lebih lanjut.
Dana tersebut menurutnya untuk membiayai subsidi bahan campuran untuk biodiesel yakni Fatty Acid Methyl Ester (FAME) di mana sampai dengan Agustus 2020 sudah disalurkan sebanyak 4,8 juta kilo liter (kl).
"Sampai akhir tahun diproyeksikan sebesar 8,25 juta kl (FAME yang digunakan di dalam negeri)," ungkapnya.
Dia mengakui secara volume ini lebih rendah dibandingkan target awal 2020 di mana untuk kebutuhan biodiesel diproyeksikan akan menghabiskan FAME sebanyak 9,6 juta kl. Turunnya serapan FAME ini menurutnya sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menurun.
"Proyeksi kami di 8,25 juta kl sampai akhir tahun karena ada penurunan demand (permintaan) akibat pandemi," tuturnya.
Pandemi Covid-19 sampai hari ini belum selesai, oleh karena itu BPDPKS memproyeksikan kebutuhan FAME untuk 2021 mencapai 9,59 juta kl atau tidak ada perubahan dari alokasi tahun ini.
"Sampai saat ini masih ditetapkan B30. Kami masih menunggu dari Komite Pengarah, apakah rencana B40 pada Juli 2021 akan tetap dilanjutkan. Nah kalau iya, B40 itu berasal dari campuran 30% FAME dan 10% dari D100 yang diproduksi Pertamina, di-mix sehingga jadi 40%," paparnya. (*)
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPDPKS Gelontorkan Lebih Rp 9 Triliun untuk Peremajaan Sawit Rakyat