
Sedih, 7.000 Tenaga Medis Meninggal Dunia karena Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar menyedihkan datang dari dunia kesehatan. Setidaknya 7.000 petugas kesehatan di seluruh dunia meninggal karena terinfeksi virus corona.
Data ini dibeberkan Amnesty International, Kamis (3/9/2020). Sebanyak 1.300 dokter berasal dari Meksiko.
"Setiap pekerja kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerja dan ini merupakan 'skandal' bahwa begitu banyak yang harus membayar harga tertinggi," kata kepala keadilan ekonomi dan sosial di kelompok hak asasi yang berbasis di London, Steve Cockburn, dikutip dari AFP.
"Berbulan-bulan setelah pandemi, petugas kesehatan meninggal dengan kecepatan yang mengerikan di negara-negara seperti Meksiko, Brasil, dan AS. Sementara penyebaran infeksi yang cepat di Afrika Selatan dan India menunjukkan perlunya semua negara untuk mengambil tindakan."
Saat ini, semua negara terpukul karena corona. Setidaknya sudah ada 26 juta warga dunia yang terinfeksi.
AS mencatat ada 1.077 kematian petugas kesehatan. Sementara Inggris 649, Brasil 634, Rusia 631 dan India 573.
Angka-angka, kata Amnesty, cenderung terlalu rendah. Karena, kematian mungkin tidak secara resmi terdaftar di banyak negara.
Dokter Korsel
Sementara itu, tenaga medis di Korea Selatan (Korsel) melakukan demo. Sekitar 16.000 dokter magang dan residen telah mogok sejak 21 Agustus lalu.
Para dokter menentang proposal reformasi, yang mencakup peningkatan jumlah dokter. Termasuk memperbanyak sekolah kedokteran umum, mengizinkan asuransi negara untuk menanggung lebih banyak pengobatan oriental dan memperluas telemedicine.
Pemerintah mengatakan inisiatif tersebut dapat membantu menangani krisis kesehatan seperti virus corona. Tetapi para dokter berpendapat itu hanya akan memperdalam konsentrasi dokter di kota-kota tanpa memperbaiki infrastruktur medis yang buruk dan kondisi kerja di provinsi pedesaan.
Namun Jumat (4/9/2020) Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan bahwa para dokter Korea Selatan telah setuju untuk mengakhiri pemogokan selama dua minggu. Ini terkait dalam upaya menangani corona setelah wabah tersebut menyerang kembali negara itu.
(sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Global Lampaui 13 Juta
