
Pembiayaan Konsumer BRIsyariah Melesat 52,62% di Semester I

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan konsumer sebesar 52,66% year on year dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.
Total pembiayaan konsumer yang disalurkan BRIsyariah hingga kuartal II-2020 mencapai Rp 10,85 triliun. Pertumbuhan ini ditunjang oleh penyaluran pembiayaan perumahan (KPR Griya Faedah dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang mencapai 77% dari total pembiayaan konsumer.
Total penyaluran pembiayaan Griya Faedah BRIsyariah hingga bulan Juli 2020 mencapai triliun Rp 3,8 triliun atau 35% dari total pembiayaan konsumer BRIsyariah di triwulan II 2020. Sementara total penyaluran FLPP di tahun 2020 mencapai Rp 3,5 triliun, atau 32% dari total pembiayaan konsumer BRIsyariah di triwulan II 2020.
"Meskipun dampak ekonomi yang kita rasakan dari pandemi covid-19 belum berakhir, kami tetap mendukung program satu juta rumah yang dicanangkan oleh Pemerintah. Penyaluran FLPP sekaligus menjadi cara kami membantu masyarakat memiliki rumah pertamanya," ujar Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy, dalam pernyataannya, Senin (31/8/2020).
Di tahun 2020 realisasi FLPP oleh BRIsyariah telah mencapai 89% dari target dan diyakini terus meningkat. Sebagai bentuk kepercayaan pemerintah, kuota FLPP BRIsyariah baru saja ditingkatkan dari 8.700 unit rumah menjadi 10.700 unit.
"Tahun ini kami optimistis tambahan kuota dapat terserap maksimal hingga akhir tahun 2020. Kami berkomitmen penyaluran pembiayaan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap prosesnya," lanjut Fidri.
Selain pembiayaan perumahan, pertumbuhan pembiayaan konsumer BRIsyariah juga didukung oleh pembiayaan Multi Faedah yang pada triwulan II 2020 mencapai 10,8 persen dari total pembiayaan konsumer. Pembiayaan Multi Faedah adalah pembiayaan untuk berbagai keperluan yang sifatnya konsumtif dengan sumber pembayaran penghasilan tetap.
Lebih lanjut, Fidri menambahkan pertumbuhan di segmen konsumer akan terus didorong melalui transformasi digital. Aplikasi i-Kurma yang awalnya digunakan untuk mempercepat proses pembiayaan mikro, mulai digunakan untuk memproses pembiayaan Multi Faedah.
Seiring dengan peningkatan volume pembiayaan, BRIsyariah juga mencatatkan peningkatan kualitas pembiayaan dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) yang menunjukan tren penurunan. Pada triwulan II 2020 NPF turun menjadi 2,49% yoy
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berkat Digitalisasi, Pembiayaan Ritel BRIsyariah Naik 49,74%