
Mentan SYL Tancap Gas Program Percepatan Tanam Padi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo ( SYL ) blusukan ke Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (26/6/2020). Hal ini bagian dari pengawasan langsung di lapangan berkaitan dengan Gerakan Percepatan Tanam padi yang sedang di gencarkan Kementerian Pertanian (Kementan).
Mentan SYL juga memberikan bantuan kepada kelompok tani secara simbolis berupa Benih Padi Hibrida, Benih Jagung, power therese multiguna, klaim AUTP serta KUR. Ia juga mengunjungi lokasi Pilot Percontohan Nasional Model Pertanian Modern Berbasis Mekanisasi Pertanian di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Program percepatan tanam padi sebagai salah satu upaya penangulangan pandemi Covid-19. Ini karena pertanian sebagai salah satu garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Program percepatan tanam padi sudah dilakukan sejak awal Juni 2020. Jajaran di Kementan langsung turun ke lapangan memastikan semua wilayah melakukan percepatan tanam.
Pada MT II target tanam seluas 5,6 juta hektar sehingga nantinya bulan juli sampai desember akan ada 12,5 - 15 juta ton beras. Diperkirakan stok beras akhir Juni diperkirakan masih aman sebesar 6,84 juta ton.
"Pandemi ini masih melanda negeri ini, bahkan di seluruh dunia. Ini membuat berbagai hal berubah tata cara kita berkehidupan semua menjadi tidak normal," kata Mentan SYL.
"Apapun yang terjadi, kita tetap harus makan. Saya tidak mau melihat rakyat di negeri ini mati kelaparan," tegasnya.
Ia mengatakan meskipun Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu wilayah yang penyebaran Covid-19 termasuk tinggi di Indonesia, para petani di Jatim tidak boleh berkecil hati.
"Sebagai salah satu wilayah yang menjadi produsen beras tertinggi, di Indonesia Jawa Timur tidak boleh menyerah dengan Covid ini. Kita tidak boleh kalah," katanya.
"Saya hari ini sangat semangat sekali karena petani petani di sini sangat antusia dan semangat. Saya pun jadi lebih agresif untuk terus mendorong demi kemajuan pertanian di seluruh wilayah di Provinsi Jawa Timur karena mempunyai potensi yang besar untuk bisa menyumbangkan produkssi nasional," katanya.
Ia menyebutkan komitmen Kementan dalam meningkatkan produksi beras dan percepatan tanam yakni melalui Gerakan Olah Tanah dan Tanam (GPOT), pemberitan bantuan benih, alat mesin pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), asuransi pertanian dan pendampingan yang masif.
Pada tahun 2020, secara nasional pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta ha, berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras, sementara sasaran luas tanam padi pada musim kemarau hingga september 2020 ini sebesar 5,6 juta ha.
Mentan SYL mengatakan Indonesia diberikan banyak kelebihan dalam mendukung pertanian antara lain memiliki matahari yang cerah, lahan yang luas, perairan yang banyak.
"Berikan pupuk yang baik, bibit yang bagus dan lakukan manajemen dengan baik maka kita tidak mungkin susah," katanya.
Ia juga mengingatkan para petani jangan jual gabah tapi menjual beras karena harganya tinggi. Selain itu, alat Rice Milling Unit (RMU) atau mesin giling dibenahi, sarana prasaran dilengkapi, dan menggunakan alat alat pertanian yang modern. Ia bilang semua itu bisa di dapatkan melalui program kredit usaha rakyat (KUR).
Mentan SYL berharap di masing-masing daerah yang mempunyai potensi luas lahan yang ada dapat dimaksimalkan, melalui peningkatan Indeks Pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, pemanfaatan jaringan irigasi yang telah dibangun, dan perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.
Pada tahun ini sasaran tanam padi cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya. Langkah nyata yang diambil guna mewujudkan hal ini adalah pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi berharap Kabupaten Tuban memiliki andil yang cukup besar untuk menambah sumbangan produksi padi. Adanya dukungan Kementan tentunya diberikan untuk Tuban melalui bantuan sarana produksi maupun alsintan antara lain benih, budidaya padi, sampai alsintan pascapanen.
Suwandi juga meminta petani bisa menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalu gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi (kostraling) sebagai pengamanan harga gabah.
"Kami sudah sediakan KUR untuk komoditas tanaman pangan, silahkan dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama bagi penggilingan padi bisa digunakan untuk menyerap gabah petani dengan harga yang layak," kata Suwandi.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengapresiasi perhatian Kementan dalam menggenjot produksi pangan khususnya padi di Jawa Timur. Ia siap mendukung sepenuhnya program Kementan. Kabupaten Tuban ini tergolong sentra produksi yang bisa diharapkan untuk menambah pasokan beras nasioanl.
"Jangan pikirkan Covid tapi pikirkan menanam. Pertanian tidak mengenal libur dan istirahat. Dengan hadirnya Pak menteri kami berharap para petani semakin semangat apapun itu halangan nya baik kendala yang biasa terjadi ditambah dengan pandemic covid 19 yang saat ini sedang terjadi,"ujar Emil.
Emil menegaskan pemerintah Provinsi Jatim akan selalu ada untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah pusat agar semua program program yang ada bisa sampai sampai tingkat ujung tombak.
Bupati Tuban Fathul Huda mengatakan wilayahnya memiliki luas baku sawah 66.534 ha dan LP Padi 2019 seluas 91.200 ha dengan Produktivitas 5,70 ton/ha dan Produksi beras 298.286 ton dengan target Asep 2020 adalah 29.787 ha.
Sedangkan untuk Jagung Kabupaten Tuban memiliki LP Jagung 2019 sebesar 117.758 ha dengan produksi 649.549 ton PK dan target Asep 2020 adalah sebesar 22.918 ha.
"Kami punya semangat untuk membantu sekor pertanian dan siap menjadi salah sentra produksi di negeri ini," kata Fathul.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB