Internasional

Duh! Filipina Ngamuk ke China, Soal Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 August 2020 14:53
FILE - In this April 3, 2020, file photo, the USS Theodore Roosevelt, a Nimitz-class nuclear powered aircraft carrier, is docked along Kilo Wharf of Naval Base Guam. The U.S. Navy says that after weeks of work, all of the roughly 4,800 sailors on the coronavirus-stricken USS Theodore Roosevelt aircraft carrier have been tested for the virus. The ship has been sidelined in Guam since March 27, moving sailors ashore, testing them and isolating them for nearly a month.(Rick Cruz/The Pacific Daily via AP, File)
Foto: Perairan laut china selatan AP/Rick Cruz

Jakarta, CNBC IndonesiaFilipina kembali bersuara menentang China. Kali ini, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyebut dasar klaim China atas Laut China Selatan yakni sembilan garis putus-putus adalah palsu.


Pernyataan ini muncul setelah kedua negara bersitegang kembali karena Scarborough Soal. Scarborough adalah wilayah terumbu karang yang diklaim kedua negara.



Wilayah ini juga yang akhirnya membuat Filipina membawa China ke arbitrase internasional 2012 lalu. Saat itu, China mengambil alih Scarborough namun klaim itu dibantahkan melalui pengadilan di Den Hagg pada 2016.



Filipina pekan lalu bahkan mengajukan protes diplomatik atas upaya "penyitaan" yang dilakukan penjaga pantai China pada kapal nelayan mereka. Wilayah ini berada di 240 km barat laut Pulau Luzon dan 650 km provinsi Hainan, China.



"Daerah itu berada di dalam ZEE kami," katanya dikutip AFP, Selasa (25/4/2020).

"Hak historis mereka (China) atas wilayah yang dikelilingi oleh garis 9 mereka tidak ada kecuali dalam imajinasi mereka."



"Nelayan kami berada di ZEE kami dan begitu pula kapal dan pesawat kami melakukan serangan patroli di wilayah kami," ujarnya lagi.



"Mereka (China) adalah orang-orang yang telah melakukan provokasi dengan secara ilegal menempati beberapa fitur di ZEE kami. Karenanya mereka tidak memiliki hak untuk mengklaim bahwa mereka sedang menegakkan hukum mereka."


Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, membalas Filipina dengan mengatakan negara itu kerap melakukan provokasi. Bahkan menuding Filipina melanggar kedaulatannya dengan mengirim pesawat militer ke ruang udara yang berdekatan dengan pulau dan terumbu karang yang ditempatkan oleh China.

"China mendesak pihak Filipina untuk segera menghentikan provokasi ilegal," kata Zhao dalam jumpa pers reguler, dikutip dari Nikkei Asian Review.

Ketegangan terbaru ini datang ketika Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencari alokasi prioritas untuk vaksin Covid-19 China. Ia sempat mengatakan tak sanggup berperang dengan China dan berharap ada penyelesaian lain.

Hal ini menimbulkan kritikan bagi Duterte. Sejumlah lawan politiknya mengkritik sikap pemimpin yang mengunci (lockdown) Filipina sebanyak dua kali karena wabah corona (Covid-19) itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Panas! Tetangga RI Beri Warning ke China, Ada Apa Lagi?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular