
Setelah Cetak Rekor, Wall Street Dibuka Landai

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka flat pada perdagangan Jumat (21/9/2020), sehari setelah Indeks S&P 500 dan Nasdaq mecetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Indeks Dow Jones menguat tipis, kurang dari 0,1%, sementara S&P dan Nasdaq nyaris sama dengan penutupan perdagangan kemarin di 3.385,51 dan 11.264,95.
S&P 500 dan Nasdaq sudah membukukan kenaikan secara year-to-date, tinggal Dow Jones yang masih tertinggal dengan koreksi 2,8% sejak akhir 2019.
Pembahasan stimulus fiskal di AS guna membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19 masih menjadi perhatian utama pelaku pasar.
Pilihan Redaksi |
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan kedua belah pihak (Partai Demokrat dan Partai Republik) perlu mencapai kesepakatan untuk paket stimulus yang komprehensif akibat jutaan orang kini tanpa pekerjaan.
Kedua partai belum sepakat akan jumlah tunjangan pengangguran yang akan diberikan. Partai Demokrat mengusulkan US$ 600/pekan, sementara Partai Republik ingin lebih rendah dari itu.
Pasar tenaga kerja AS memang menunjukkan pelemahan lagi.
Departemen Tenaga Kerja AS kemarin malam melaporkan jumlah sepanjang pekan lalu, klaim tunjangan pengangguran AS bertambah sebanyak 1,106 juta orang, lebih tinggi dari pekan sebelumnya 971 ribu klaim.
Sebelumnya pada Kamis dini hari, rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) menunjukkan para anggota dewan memperingatkan pemulihan pasar tenaga kerja mulai melambat.
Peringatan tersebut langsung tercermin dari klaim tunjangan pengangguran AS yang melonjak. Kabar buruk lainnya datang dari Eropa yang momentum pemulihan ekonominya memudar.
IHS Markit melaporkan aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) blok 19 negara melambat di Agustus. Purchasing managers's index (PMI) sektor manufaktur zona euro dilaporkan sebesar 51,7, melambat dari bulan Juli 51,8.
Sementara PMI jasa menyentuh level 50,1, turun jauh dibandingkan dengan bulan lalu di 54,7. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sebaliknya di bawah 50 berarti kontraksi.
Meski PMI di bulan Juli masih menunjukkan ekspansi, tetapi mengalami pelambatan, bahkan signifikan untuk sektor jasa.
Prancis, negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di zona euro bahkan sektor jasanya kembali mengalami kontraksi, angka indeks dilaporkan sebesar 49. Sementara sektor manufaktur mengalami pelambatan signifikan menjadi 51,9 dan sebelumnya 57,3.
Kemudian Jerman, negara dengan nilai perekonomian terbesar di Eropa juga mengalami pelambatan aktivitas sektor jasa menjadi 50,8 dari sebelumnya 55,6. Tetapi ekspansi sektor manufaktur meningkat menjadi 53, dari sebelumnya 51.
"Momentum kebangkitan ekonomi zona euro meredup di bulan Agustus, akibat melemahnya permintaan yang disebabkan pandemi Covid-19," kata Andrew Harker, direktur ekonomi di IHS Markit.
"Pemulihan ekonomi menjadi rusak gara-gara meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa wilayah zona euro," tambahnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sanksi ke Rusia, Bikin Wall Street Comeback & Menguat 2,5%