Pertamina Tak Masuk Fortune 500, Begini Kata Manajemen

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
15 August 2020 16:30
Dok: Pertamina
Foto: Dok: Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor minyak dan gas bumi, tahun ini tidak termasuk dalam daftar 500 perusahaan berpendapatan tertinggi dunia yang dibuat oleh Fortune atau biasa dikenal dengan Fortune 500.

Bagaimana ya pandangan direksi perseroan menanggapi hal ini?

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan daftar yang dibuat Fortune 500 tersebut merupakan aksi monitoring pasif yang dilakukan Fortune tanpa ada klarifikasi lebih lanjut ke perusahaan.

Apalagi, lanjutnya, bila dilihat dari sisi pendapatan, seharusnya perseroan bisa masuk ke daftar 500 pendapatan tertinggi dunia tersebut.

Dari sisi pendapatan, Pertamina memperoleh pendapatan sejajar dengan peringkat ke-198 yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan US$ 54,45 miliar atau Rp 806 triliun (kurs Rp 14.800/US$), sementara Pertamina mencatatkan pendapatan US$ 54,58 miliar atau Rp 808 triliun pada 2019.

"Kami juga sedang menelusuri kenapa bisa tidak tercatat, karena kalau dilihat dari ranking [peringkat] yang dipublikasikan oleh Fortune 500, seharusnya kami masih terdaftar di posisi 198 untuk tahun kinerja 2019," jelas Emma saat berdiskusi dengan sejumlah media secara virtual pada Sabtu (15/08/2020).

Meski bergeser dari peringkat 175 pada tahun lalu dari basis kinerja 2018, menurutnya ini dikarenakan ada beberapa industri lain yang memang mengalami peningkatan seperti industri keuangan dan asuransi.

"Kami seharusnya bisa sejajar dengan peringkat ke-198, dengan Nippon (Nippon Steel Corporation). Sebetulnya kami masih berada dalam kisaran top 500," ujar mantan bos Telkomsel dan PT SMI (Persero) ini.

Seperti diketahui, di posisi 10 besar daftar 500 perusahaan global tersebut terdapat dua perusahaan migas milik negara di Asia ada di dalamnya yaitu China National Petroleum Corporation (CNPC) dan Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco).

CNPC sudah 20 kali masuk di daftar Fortune 500, sementara bagi Saudi Aramco ini baru kali kedua.

"Pada Desember 2019, Saudi Aramco akhirnya menjalani debut di pasar modal, sesuatu yang sudah lama dinantikan investor. Penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) Saudi Aramco berhasil meraup dana US$ 2 triliun, rekor tertinggi dunia. Berkat IPO, Saudi Aramco menjadi perusahaan dengan laba tertinggi di dunia tahun lalu, mencapai US$ 88 miliar," sebut keterangan Fortune.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Cuma Pertamina Perusahaan RI Masuk Fortune Global 500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular