
10 Negara Jatuh ke Jurang Resesi, Ada Lagi yang Menyusul?

Sejumlah negara juga diprediksi jatuh dalam resesi. Berikut dua sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia:
Turki
Ekonomi Turki mengalami keruntuhan dan disebut berada di ambang resesi yang berpotensi menghancurkan. Nilai lira Turki telah melemah menjadi 7,30 terhadap dolar AS dan bank sentral telah menghabiskan US$ 65 miliar (Rp 955,8 triliun) untuk menopang mata uang tersebut menurut bank investasi Goldman Sachs.
Utang konsumen, sementara itu, telah meningkat 25% menjadi lebih dari US$ 100 miliar dalam tiga bulan terakhir. Peningkatan signifikan terjadi dikarenakan pemerintah banyak meluncurkan stimulus untuk membantu warganya yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Sayangnya, bantuan itu juga membuat inflasi negara melonjak hingga 12%. Dengan pelemahan nilai lira dan kenaikan harga barang-barang impor, standar hidup banyak orang Turki yang mendapatkan penghasilan dalam bentuk lira tetapi memiliki hutang dolar, telah turun tajam.
Perekonomian Turki telah diperkirakan terkontraksi sekitar 4% tahun ini. Tingkat pengangguran resmi tetap di 12,8% karena negara itu melarang pemutusan hubungan kerja (PHK), meskipun banyak ahli mengatakan angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Di sisi lain, pendapatan pariwisata dan ekspor Turki juga telah dihancurkan oleh pandemi, dan modal asing telah banyak yang keluar di tengah kekhawatiran soal tren ekonomi dan independensi bank sentral negara itu.
Pada 2019, Turki sudah mengalami resesi. Aktivitas ekonomi memburuk dua kuartal berturut-turut, inflasi tinggi dan lira melemah.
Namun di kuartal I 2020, secara basis tahunan (YoY) ekonomi tumbuh positif 4,5%. Meski Turki hendak bangkit, virus corona (Covid-19) menyerang negara itu.
Ini membuat penguncian di sejumlah wilayah yang mengancam ekonomi. Turki kini mencatat 244.392 kasus secara akumulatif, dengan 5.891 kematian dan 227.089 sembuh.
Malaysia
Sebelumnya IMF meramalkan ekonomi negara itu akan minus 3,8% selama 2020. Pada kuartal I ini, mengutip TradingEconomics, ekonomi Malaysia secara kuartalan (QtQ) -2%.
Di basis tahunan (YoY) ekonomi masih tumbuh di kuartal I 0,7%. Sebelumnya Malaysia melakukan lockdown, merelakan ekonominya untuk membendung penyebaran corona.
[Gambas:Video CNBC]
