Internasional

Israel Damai dengan Dunia Arab, Kok Bisa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 August 2020 11:14
Istri Presiden Israel Nehama Rivlin (kiri) berdiri bersama suaminya, Reuven Rivlin, Presiden AS Donald Trump, dan Melania Trump. (Foto: AFP)
Foto: Istri Presiden Israel Nehama Rivlin (kiri) berdiri bersama suaminya, Reuven Rivlin, Presiden AS Donald Trump, dan Melania Trump. (Foto: AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia -Israel berdamai dengan dunia Arab. Salah satunya dengan negara Uni Emirat Arab.

Israel dan UEA mengumumkan akan menormalisasikan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru yang luas.

Perdamaian keduanya dilakukan setelah Israel setuju menangguhkan rencana aneksasi (pencaplokan) Tepi Barat, Palestina.



Sebelumnya sebagian besar negara Arab tidak mengakui Israel dan tidak memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi.

Israel hanya menandatangani perjanjian damai dengan Mesir di tahun 1979 dan Yordania di tahun 1994.

UEA menjadi negara Teluk Arab pertama yang mencapai kesepakatan dengan negeri Yahudi itu.



Dalam sebuah pernyataan bersama, yang melibatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed menyebut kesepakatan itu "Abraham Accord" yang akan membentuk kembali tatanan politik Timur Tengah.

Upacara penandatanganan kesepakatan akan dilakukan di Washington. Israel dan UEA diharapkan segera bertukar duta besar dan kedutaan besar.

"Saya berharap dapat menjamu mereka (para pemimpin Israel dan UEA) di Gedung Putih segera untuk menandatangani perjanjian secara resmi," katanya kepada wartawan, Kamis (13/8/2020) mengutip AFP.

"Kami mungkin akan melakukannya dalam waktu dekat, menurut saya, tiga minggu."

Langkah ini disebut Reuters, akan memperkuat "perang" melawan Iran. Bagi ketiga negara, Iran menjadi ancaman utama di Timur Tengah.

"Sebagai hasil dari terobosan diplomatik ini dan atas permintaan Presiden Trump dengan dukungan dari Uni Emirat Arab, Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan atas wilayah Tepi Barat seperti yang dibayangkan dalam rencana AS yang diumumkan oleh Trump pada bulan Januari," kata pernyataan bersama kedua negara.

Rencana kesepakatan itu pun mendapat tanggapan beragam dari negara-negara dunia. Israel, UEA dan AS menyebutnya sebagai kesepakatan "bersejarah".

Namun para pemimpin Palestina mengecamnya sebagai bentuk penghianatan bagi perjuangan mereka.

Sebelumnya, situasi di wilayah Jalur Gaza Palestina memanas beberapa hari terakhir. Wilayah itu ditutup aksesnya dan diputus pasokan bahan bakarnya.

Langkah tersebut dilakukan Israel setelah serangan balon berisi peledak yang dilakukan Hamas, otoritas setempat. Ini dikatakan untuk menekan Israel agar mengizinkan bantuan Qatar masuk ke wilayah itu.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penerbangan Komersial Perdana Israel ke Uni Emirat Arab

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular