Ngeri! Efek Domino Covid: Mobil Drop Sampai Bisnis Kos Mogok

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 August 2020 13:22
Penjualan Mobil Bekasi di WTC Mangga Dua (CNBC Indonesia/Sandy Ferry)
Foto: Penjualan Mobil Bekasi di WTC Mangga Dua (CNBC Indonesia/Sandy Ferry)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dina (30) seorang penjual alat-alat kosmetik, langganannya adalah para pegawai pekerja malam di Jakarta. Sialnya, saat covid-19, bisnis hiburan harus ditutup, bisnisnya ikut goyang, para pemandu lagu yang selama ini rutin membeli kosmetiknya tak punya penghasilan sama sekali bahkan berutang indekos berbulan-bulan ke ibu kos.

Cerita lain datang dari Adi (38), pegawai leasing asal Depok ini harus dipotong gaji oleh perusahaan. Efek penjualan mobil yang drop sampai 90% April-Mei lalu membuat leasing kena imbasnya. Adi harus mengencangkan ikat pinggang, beberapa keperluan ia harus kurangi, termasuk berbelanja yang tak mendesak.

Kisah Dina dan Adi, hanya potret kecil dari begitu besarnya dampak mengerikan covid-19 bagi denyut jantung ekonomi. Belum lagi saat anak-anak sekolah harus belajar di rumah, banyak pelaku usaha-usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tak bisa mengais uang mulai dari kantin hingga pedagang kecil lainnya.

Di DKI Jakarta, sebagai barometer ekonomi, dan sekitarnya, sektor UMKM juga terpukul, dari efek berantai atau efek domino dari tersumbatnya kegiatan ekonomi dari covid-19. UMKM di DKI Jakarta dinilai paling terkena imbas dari kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -8,22% pada kuartal II-2020.

Banyak UMKM yang harus tutup akibat kekurangan modal dan sepi pembeli, mulai dari kantin perkantoran, pedagang di sekolah hingga bisnis kos-kosan yang harus mandek akibat penyewa kesulitan membayar sewa.

"Minus itu menjadi potret bahwa UMKM sebagai penyumbang 60% produk domestik bruto (PDB) nggak berkembang, bahkan berdarah-darah," kata Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun kepada CNBC Indonesia, Senin (10/8).

Kesulitan yang dialami UMKM harus segera diatasi.  Pemerintah berencana untuk memberikan bantuan modal kerja secara cuma-cuma kepada 12 juta usaha mikro ritel senilai Rp 2,4 juta.

Pemberian ini diberikan sebagai hibah produktif kepada dunia usaha agar bisnis-bisnis ritel bisa berjalan kembali. Ikhsan menyambut baik rencana tersebut, namun, ada catatan yang diberikan.

"Agar kuartal III-2020 positif, atau minimal minus kurang, makin cepat disalurkan maka kuartal III bisa kita liat potretnya. Makin lama penyerapannya, kuartal 3 masih bisa minus," katanya.

Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai bantuan harus diberikan secara mudah. Artinya, jika memang pelaku UMKM tersebut layak menerima bantuan, maka sudah seharusnya dibantu tanpa dipersulit lagi.

"UMKM sektor yang paling mudah digerakkan. Kita harap persyaratan mudah, artinya jangan diberi skema perbankan murni, itu nggak masuk akal. Misal warung nasi, dimana tempatnya, berapa lama, kalau bagus kasih modal. UMKM dikasih hari ini, bisa rekrut 1-2 orang tenaga kerja, besok udah bisa jalan," sebut Sarman.

Dengan bantuan tersebut, maka bisa meminimalisir dampak efek domino mengerikan tersumbatnya kegiatan ekonomi kala pandemi covid-19. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mendorong dari sisi permintaan yang selama ini memukul dunia usaha termasuk UMKM.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular