
Bencana Ekologi, 1.000 Ton Minyak Tumpah ke Lautan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan transportasi Jepang, Mitsui OSK Lines meminta maaf atas tumpahan minyak yang menciptakan bencana ekologi di perairan negara pulau Mauritius di Samudera Hindia.
Kapal pengangkut massal MV Wakashio, yang dioperasikan oleh Mitsui OSK Lines, menghantam karang di dekat Pointe d'Esny, pantai tenggara Mauritius pada 25 Juli lalu. Akibatnya, muatan minyak yang dibawa kapal ini bocor dan mencemari lautan.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dalam-dalam atas masalah besar yang telah kami timbulkan," kata Akihiko Ono, wakil presiden eksekutif Mitsui OSK Lines dalam konferensi di Tokyo pada Minggu (9/8/2020).
Ono menambahkan bahwa perusahaan akan "melakukan segala daya mereka untuk menyelesaikan masalah", sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Setidaknya 1.000 ton minyak diperkirakan telah bocor dari kapal ke perairan di sekitar Mauritius. Sekitar 500 ton minyak telah diselamatkan dari kapal, tetapi masih ada 2.500 ton minyak yang tersisa.
Baik Mitsui OSK Lines maupun Nagashiki Shipping, pemilik kapal MV Wakashio, akan memastikan biaya kerusakan dari tumpahan minyak tersebut.
![]() |
Pada Jumat (7/8/2020), Perdana Menteri Mauritius, Pravind Jugnauth mendeklarasikan status darurat lingkungan usai kecelakaan tersebut.
Jugnauth mengatakan negara pulau tersebut tidak memiliki keterampilan dan keahlian untuk mengangkat kembali kapal-kapal yang terdampar, maka mereka meminta bantuan Prancis, dan negara tersebut membantunya.
"Ketika keanekaragaman hayati dalam bahaya, ada urgensi untuk bertindak," cuit Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada Sabtu (8/8/2020). "Prancis ada di sana. Bersama orang-orang Mauritius. Anda dapat mengandalkan dukungan kami."
Mauritius adalah rumah bagi terumbu karang yang terkenal dan terbaik di dunia, serta pariwisata adalah bagian penting dari perekonomian negara pulau tersebut.
Para ahli ekologi khawatir kapal itu bisa pecah, yang akan menyebabkan kebocoran yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan kerusakan dahsyat di garis pantai pulau itu.
"Tumpahan minyak saat ini di terumbu dekat Pointe d'Esny di pantai tenggara pulau Mauritian kemungkinan merupakan salah satu krisis ekologi paling mengerikan yang pernah terlihat di negara pulau kecil itu," kata kelompok lingkungan Greenpeace dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari France24.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tumpahan Minyak Kotori Perairan di Mauritius
