Bencana Ekologi, 1.000 Ton Minyak Tumpah ke Lautan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 August 2020 17:33
This photo taken and provided by Eric Villars shows oil leaking from the MV Wakashio, a bulk carrier ship that recently ran aground off the southeast coast of Mauritius, Friday, Aug. 7, 2020. Anxious residents of the Indian Ocean island nation of Mauritius are stuffing fabric sacks with sugar cane leaves to create makeshift oil spill barriers as tons of fuel leak from a grounded ship. The government has declared an environmental emergency and France says it is sending help from its nearby Reunion island. (Eric Villars via AP)
Foto: Tumpahan Minyak di Laut Mauritius (AP/Eric Villars)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan transportasi Jepang, Mitsui OSK Lines meminta maaf atas tumpahan minyak yang menciptakan bencana ekologi di perairan negara pulau Mauritius di Samudera Hindia.

Kapal pengangkut massal MV Wakashio, yang dioperasikan oleh Mitsui OSK Lines, menghantam karang di dekat Pointe d'Esny, pantai tenggara Mauritius pada 25 Juli lalu. Akibatnya, muatan minyak yang dibawa kapal ini bocor dan mencemari lautan.

"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dalam-dalam atas masalah besar yang telah kami timbulkan," kata Akihiko Ono, wakil presiden eksekutif Mitsui OSK Lines dalam konferensi di Tokyo pada Minggu (9/8/2020).

Ono menambahkan bahwa perusahaan akan "melakukan segala daya mereka untuk menyelesaikan masalah", sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Setidaknya 1.000 ton minyak diperkirakan telah bocor dari kapal ke perairan di sekitar Mauritius. Sekitar 500 ton minyak telah diselamatkan dari kapal, tetapi masih ada 2.500 ton minyak yang tersisa.

Baik Mitsui OSK Lines maupun Nagashiki Shipping, pemilik kapal MV Wakashio, akan memastikan biaya kerusakan dari tumpahan minyak tersebut.

In this photo provided by Grégoire Rouxel fuel is in the ocean leaking from a ship, rear right, that ran aground, Friday, Aug. 7, 2020, in Mauritius. The Indian Ocean island of Mauritius has declared a Foto: Tumpahan Minyak di Laut Mauritius (@gregrouxel via AP)

Pada Jumat (7/8/2020), Perdana Menteri Mauritius, Pravind Jugnauth mendeklarasikan status darurat lingkungan usai kecelakaan tersebut.

Jugnauth mengatakan negara pulau tersebut tidak memiliki keterampilan dan keahlian untuk mengangkat kembali kapal-kapal yang terdampar, maka mereka meminta bantuan Prancis, dan negara tersebut membantunya.

"Ketika keanekaragaman hayati dalam bahaya, ada urgensi untuk bertindak," cuit Presiden Prancis, Emmanuel Macron pada Sabtu (8/8/2020). "Prancis ada di sana. Bersama orang-orang Mauritius. Anda dapat mengandalkan dukungan kami."

Mauritius adalah rumah bagi terumbu karang yang terkenal dan terbaik di dunia, serta pariwisata adalah bagian penting dari perekonomian negara pulau tersebut.

Para ahli ekologi khawatir kapal itu bisa pecah, yang akan menyebabkan kebocoran yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan kerusakan dahsyat di garis pantai pulau itu.

"Tumpahan minyak saat ini di terumbu dekat Pointe d'Esny di pantai tenggara pulau Mauritian kemungkinan merupakan salah satu krisis ekologi paling mengerikan yang pernah terlihat di negara pulau kecil itu," kata kelompok lingkungan Greenpeace dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari France24.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tumpahan Minyak Kotori Perairan di Mauritius

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular