
Pemerintah Lebanon Akui Kemungkinan Serangan Rudal di Beirut

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Lebanon mengatakan kemungkinan ledakan di Beirut terjadi karena serangan rudal. Namun, otoritas menolak penyelidikan internasional dilakukan.
Sebagaimana ditulis AFP, hal ini diungkapkan Presiden Spanyol Michael Aoun. "Bisa jadi kelalaian atau campur tangan asing melalui rudal atau bom," katanya dikutip Sabtu (8/8/2020).
Ini adalah pengakuan pertama yang resmi dikatakan pemerintah. Sebelumnya pada Selasa (4/8/2020), terjadi ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut yang menghancurkan kota, menewaskan 150 orang dan 5.000 luka-luka.
Pihak berwenang awalnya mengatakan kebakaran dipicu berton-ton amonium nitrat. Amonium itu disimpan sejak 2014.
Meski begitu Aon menolak investigasi internasional. Ia mengatakan penyelidikan internasional bisa saja mengaburkan kebenaran.
Namun, ia berjanji akan mencari keadilan pada masalah tersebut. Termasuk tidak mengampuni pejabat atau siapapun yang terlibat.
Sementara itu, Hizbullah, membantah menyimpan senjata di pelabuhan itu. Sebelumnya sejumlah pihak menilai ada senjata yang turut meledak dalam kejadian itu.
"Kami tidak memiliki apa-apa di pelabuhan: tidak ada depot senjata atau depot rudal atau rudal atau senapan atau bom atau peluru atau (amonium) nitrat," kata Kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi sebagaimana dikutip AFP.
Dia menyebut ledakan itu sebagai tragedi besar dan bencana kemanusiaan. Ia mengatakan membutuhkan semacam tanggapan luar biasa untuk menyikapi ledakan tersebut.
Hizbullah yang dikaitkan dengan Iran, meminta pemerintah Lebanon mempercepat investigasi. Kelompok ini pun memandang positif bantuan internasional.
Hizbullah adalah satu-satunya kelompok yang tidak dilucuti setelah perang saudara Lebanon tahun 1975-1990. Kelompok ini memerangi pasukan Israel yang menduduki Lebanon selatan hingga tahun 2000.
Hizbullah juga menjadi sekutu utama Presiden Bashar al-Assad Suriah. Di mana ia berperang bersama pasukan rezim melawan Turki maupun Israel.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Amonium Nitrat, Biang Kerok Ledakan Dahsyat di Lebanon
