Shell Cabut dari Investasi Terbesar di RI, Ini Penggantinya?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 August 2020 19:10
Blok Masela (Dok.Reuters)
Foto: Blok Masela (Dok.Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Royal Dutch Shell Plc (Shell) bakal cabut dari Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku. Blok Masela merupakan investasi terbesar semenjak Indonesia merdeka.

Plt. Direktur Jenderal Migas, Ego Syahrial mengatakan saat ini sedang proses open data, sudah ada 32 calon yang berminat untuk mengganti Shell di Blok Masela.

"Lagi proses open data, ada 32 calon yang sedang dalam proses open data. Tentunya pemerintah kita cari yang kompeten ya terbaik aja," kata Ego di Kantor Kementerian ESDM, Rabu, (05/08/2020).

Ego menyebut perusahaan yang akan masuk dipastikan adalah perusahaan besar. Namun sayangnya ia tidak mau menyebut apakah perusahaan tersebut dari dalam atau luar negeri.

"Kita nggak tahu apakah dalam dan luar negeri cuma kalau kita bicara 32 mengertilah. Artinya kalaupun ada yang dalam negeri mungkin berapa biji. Siapa yang besar-besar Pertamina, Medco," jelasnya.

Ia mengatakan, meskipun Shell tidak ada di dalam proyek Abadi ini, proyek ini akan tetap berjalan. "Ya tentunya tujuan pemerintah bagaimana tetap jalan 2027 gas ini, gitu saja deh," ucapnya.

Shell melalui Shell Upstream Overseas memiliki saham partisipasi Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku, sebesar 35%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh Inpex via Inpex Masela sebanyak 65%. Dari blok itu ditargetkan produksi LNG 9,5 juta ton.

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan semua akan tergantung dari hitung-hitungan keekonomian.

"Tadi Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengenai Masela, kan belum tentu (mundur) semua tergantung hitung-hitungan keekonomian," ujarnya selepas RDP dengan Komisi VII DPR RI, Senin, (13/07/2020).

Menurutnya ini akan menyangkut kebijakan investasi dari Shell. Dwi kembali menegaskan rencana divestasi dari hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell sangat tergantung dari hitung-hitungan keekonomian. Ia menggambarkan kepemilikan barang apapun misalnya ada yang bisa dibeli mahal, tidak ada masalah.

"Kita punya barang saja misalnya ada yang bisa beli mahal, why not? Kan gitu, dan itu sebenarnya sesuatu hal yang biasa saja, orang punya PI seperti Medco punya mau dijual, punya ini dijual," kata Dwi.

Ia mengatakan, yang terpenting adalah proyek ini akan terus jalan, di mana Inpex berkomitmen untuk terus memimpin siapapun konsorsium agar proyek masih bisa berjalan, meskipun misalnya bukan Shell.

"Yang penting proyek ini tetap jalan terus, makanya bagi kami di SKK, kami komunikasi dengan Inpex, komitmen Inpex untuk terus memimpin siapapun konsorsium untuk proyek ini bisa jalan. Iya misal (bukan Shell)," katanya.

Nilai investasi proyek Blok Masela diperkirakan mencapai Rp 288 triliun atau US$ 22 miliar sampai 2027. Presiden Jokowi sempat mengatakan Blok Masela merupakan investasi paling besar selama Indonesia merdeka.

"Ini adalah sebuah investasi yang sejak kita merdeka, ini investasi yang paling besar dan dari sisi dampak nantinya itu bisa ratusan ribu yang bekerja di sana apabila dikembangkan ke derivatif di bawahnya, petrochemical-petrochemical, ini yang saya sampaikan terus akan kita kawal," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (19/7/2019)


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shell Mau Cabut dari Blok Masela, Pertamina Minat Join?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular