
Sri Mulyani: Kalau Lihat Kuartalan, RI Belum Resesi!
Jakarta, CNBC Indonesia - 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan Indonesia belum jatuh ke jurang resesi. Jika melihat data pertumbuhan secara kuartalan dan secara year on year (tahunan).
"Sebetulnya kalau year on year kita belum resesi. Biasanya dilihat resesi adalah year on year dua kuartal berturut-turut. Ini pertama kalinya kuartal II-2020 Indonesia terkontraksi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Rabu (5/8/2020).
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah akan melakukan segala cara untuk mencegah kuartal III dan IV tidak negatif. "Ini kita all out, dan kita harap dunia usaha dan stakeholders sama-sama pulihkan ekonomi akibat covid-19," paparnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadinya kontraksi ekonomi yang cukup dalam di kuartal II-2020. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 anjlok -5,32% dibandingkan pada kuartal II-2019 lalu (year on year).
Sementara BPS melaporkan secara kuartalan atau dari Kuartal I-2020 ke Kuartal II-2020 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -4,19% (QtQ).
Dua kontraksi beruntun secara QtQ membuat Indonesia bisa dibilang sudah masuk ke fase resesi teknikal (technical recession). Pasalnya pada Kuartal I-2020 secara QtQ PDB Indonesia minus 2,41%.
Konsumsi rumah tangga tercatat negatif lagi dan terburuk sejak 1998. Pada kuartal IV-1998 konsumsi rumah tangga tercatat terkoreksi dan minus di atas 5%.
Berikut struktur pertumbuhan PDB kuartal II-2020:
Konsumsi Rumah Tangga : -5,51%
PMTB [Investasi] : -8,61%
Konsumsi Pemerintah : -6,90%
Konsumsi LNPRT : -7,76%
Ekspor : -11,66%
Impor : -16,96%
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Ungkap Satu-satunya Cara RI Tak Jatuh ke Resesi