
Penjualan Mobil Paling Terpukul, Terburuk Sepanjang Sejarah

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Penjualan mobil yang drop sampai 90% dan 95% masing-masing pada April dan Mei 2020 jadi contoh nyata sektor industri manufaktur/pengolahan terpukul kala pandemi covid-19 khususnya pada triwulan II-2020.
Secara umum terjadi kontraksi di sektor industri pengolahan yang minus 6,19% pada triwulan II-2020. Salah satu yang paling parah adalah industri alat angkut, termasuk mobil dan motor.
Industri Alat Angkutan mengalami kontraksi pertumbuhan sampai minus 34,29% disebabkan oleh penurunan produksi mobil dan sepeda motor yang cukup tajam sebagai dampak pandemi Covid-19.
BPS mencatat, produksi mobil pada Triwulan II-2020 mencapai 41.520 unit, atau turun sebesar 87,34% (q-to-q) dan turun sebesar 85,02% (y-on-y), sedangkan penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada Triwulan II-2020 mencapai 24.042 unit, atau turun sebesar 89,85% (q-to-q) dan turun sebesar 89,44% (y-on-y).
Penjualan sepeda motor secara wholesale pada Triwulan II-2020 mencapai 313.625 unit, atau turun sebesar 80,06% (q-to-q) dan turun sebesar 79,70% (y-on-y).
"Penurunan sampai sebesar itu (90%) belum pernah terjadi, jadi rekor terburuk," kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumala kepada CNBC Indonesia, pada Mei lalu.
Dalam catatan Tim Riset CNBC Indonesia, setidaknya selama 23 tahun rekor terburuk volume penjualan mobil tahunan memang terjadi pada 1998, saat itu penjualan mobil hanya terjual 58.250 unit dan pada 1999 sempat sedikit naik jadi 93.813 unit.
Saat puncak krisis 1998 terjadi, misalnya pada Februari penurunan penjualan mobil drop 53% dibandingkan Januari, lalu saat terjadi kerusuhan pada Mei 1998 penjualan mobil juga jatuh 53% hanya 2.131 unit dibandingkan April 1998. Penurunan ini memang tak separah pada April dan Mei 2020
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Penjualan Mobil Februari Jeblok Gegara Pajak 0%