Penjualan Mobil Sampai Semen Rontok, RI Resesi Teknikal!

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
05 August 2020 11:18
Indonesian rupiah banknotes are counted at a money changers in Jakarta, Indonesia April 25, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) sangat terasa pada kuartal II-2020. Hasilnya, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi alias pertumbuhan negatif. 

Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengumumkan output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada April-Juni 2020 terkontraksi -5,32% year-on-year (YoY). Sementara secara quarter-to-quarter (QtQ) terjadi kontraksi 4,19-%.

Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia terkontraksi -2,41%. Kontraksi dua kuartal beruntun secara QtQ membuat Indonesia resmi mengalami resesi teknikal (technical recession).

"Pandemi Covid-19 membawa dampak yang luar biasa buruknya. Menciptakan efek domino dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial-ekonomi dampaknya menghantam seluruh lapisan masyarakat. Rumah tangga, UMKM, sampai korporasi," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, dalam konferensi pers, Rabu (5/8/2020).

Pada kuartal II-2020, lanjut Kecuk, harga komoditas anjlok. Misalnya harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/CPI) ambles 57,9% YoY.

Kemudian, negara-negara mitra dagang Indonesia juga mengalami kontraksi ekonomi (kecuali China) sehingga menghambat ekspor Indonesia. Contoh, Amerika Serikat (AS) terkontraksi -9,5% YoY dan Singapura -12,6% YoY.

"Sementara produksi mobil turun 85,02% YoY dan penjualan turun 89,44% YoY. Penjualan sepeda motor turun 89,7% YoY, dan produksi semen turun 9,08% YoY," sebut Kecuk.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Resesi, Ekonomi RI Q1 Diramal Tumbuh -1% Hingga -0,1%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular