Masih Ragu Biodiesel pada Mesin Mobil? Ini Faktanya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 August 2020 08:22
Menteri ESDM Ignasius Jonan melepas road test B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, me-launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel. Launching Road Test B30 ditandai dengan pelepasan keberangkatan 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing akan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan biodiesel masih menimbulkan kekhawatiran. Campuran sawit dan bahan bakar minyak (BBM) dianggap masih tabu. Alhasil, masyarakat khawatir penggunaannya bisa mengganggu ketahanan mesin yang biasa menggunakan bahan bakar berbasis fosil.

Namun, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Parulian Tumanggor dalam acara Exclusive Interview oleh CNBC Indonesia memberi keyakinan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. Pasalnya, selama ini masyarakat sudah terbiasa menggunakan produk dari biodiesel. Bahkan sejak beberapa tahun silam.

"Saya ingin sampaikan banyak masyarakat sekitar tanpa sadar sejak tahun 2015 dia udah gunakan biodiesel, ngga sadar. Kan Isi ke pom bensin solar, padahal solar sudah biodiesel. Mulai 2015 sudah B10, B20, B30. kalo kita isi itu B30. Kesiapan masyarakat gimana? itu udah pakai kok. Makanya mesin baik-baik aja. Soal mobil baru gunakan B30 dan mobil bekas gunakan B30 pasti akan tersendat dikit lah," katanya, Jumat (31/07/2020).

Tidak ketinggalan, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrahman mengungkapkan sejumlah sektor ekonomi sudah menggunakan campuran minyak dan nabati itu.

"Ada beberapa sektor yang memanfaatkan program B30. pertama usaha mikro, perikanan pertanian. Jadi Kalau kita lihat nelayan dan sebagainya gunakan diesel itu B30. Transportasi juga bahan bakar B30. Pengembangan listrik PLN gunakan B30 sekarang, dan industri-industri umumnya. Sepanjang gunakan solar, 30% itu diesel kita sebut B30," jelasnya.

Senada, Wakil Ketua Umum Bidang Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Bidang Rantai Pasok Bernard A. Riedo menyebut proyek pencampuran minyak dan nabati harus terus digaungkan. Pasalnya, selama ini banyak potensi dari sawit Indonesia.

"Pemerintah sudah dukung titik campur atau titik penyerahan dari kita produsen biodiesel ke BBM, ke Pertamina atau perusahaan migas lainnya. Tadinya 129 titik, harapannya bisa lebih lagi. Itu akan perbaiki kualitas dan waktu dalam hal penyerahan dan akhirnya jadi berguna ke masyarakat," sebut Bernard.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jawab Keraguan, Fakta: Biodiesel Sudah Lama Dipakai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular