Ibadah haji di tengah pandemi digelar terbatas dengan hanya diikuti sekitar 1.000 jemaah, dengan 700 di antaranya orang asing yang telanjur berada di Arab Saudi. Biasanya lebih dari 2,5 juta orang mengikuti ritual ini. (AP/Ministry of Media)
Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pun diterapkan di berbagai prosesi haji, termasuk lempar jumrah di Mina. Pada tahapan ini, jemaah melemparkan batu yang sudah disterilkan atau disinfeksi sambil menjaga jarak satu sama lain. (AP/Ministry of Media)
Lempar jumrah sendiri dilakukan dengan melemparkan kerikil kecil ke tiga tiang di kompleks jembatan jumrah yang merupakan representasi setan yang menjelma manusia, yaitu jumrah ula (pertama), jumrah wustha (tengah), dan jumrah 'aqabah (terakhir). (AP/Ministry of Media)
Dalam kondisi sebelum pandemi, para jemaah biasanya mengumpulkan batu di sekitar Mudzdalifah, sebelum membawanya ke jembatan jumrah. (AP/Ministry of Media)
Mengingat salah satu bentuk penularan Covid-19 lewat sentuhan tangan, otoritas penyelenggara haji di Saudi menawarkan para jemaah batu yang sudah disanitasi. (AP/Ministry of Media)
Lempar jumrah sendiri terkait dengan perjuangan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail, anaknya. Ia kemudian melemparkan batu untuk mengusir setan yang merayu untuk membatalkannya. (AP/Ministry of Media)