Kenapa Pemerintah Ngebut Program Biodiesel? Ini Penjelasannya

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
31 July 2020 17:50
A worker unloads oil palms at a plantation outside Kuala Lumpur January 29, 2007. REUTERS/Bazuki Muhammad
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendorong program biodiesel 40% atau B40, tepatnya pada bulan Juni 2021. Hal tersebut disampaikan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Exclusive Interview oleh CNBC Indonesia, Kamis, (30/07/2020).

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Monty Girianna mengatakan program biodiesel ini bertujuan untuk menjaga ketahanan energi nasional dan menekan impor BBM.

Lebih lanjut ia mengatakan dengan program ini sawit dari petani akan terserap, kurangi emisi gas rumah kaca, dan yang tidak kalah penting adalah mengurangi defisit. Menjalankan program biodiesel jalanya tidak mulus-mulus saja.

Dampak dari pandemi corona membuat harga solar turun, sehingga gap antara harga Crude Palm Oil (CPO) dengan solar semakin jauh. Namun ia yakin program ini aka tetap jalan dengan pungutan ekspor kelapa sawit, khususnya CPO US$ 55 per ton.

"Kalau gap besar, harga solar turun, akan berat kita push program ini. Oleh sebab itu, oke jalan dengan kepastian US$ 55. Agar program ini jalan terus dan jadi kewajiban kita kedepankan prinsip-prinsip biodiesel dan dapat portofolio sawit cukup besar," jelasnya, Kamis, (30/07/2020).

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrahman mengatakan biodiesel ini diperlukan kaitannya dengan program kelapa sawit berkelanjutan. Produksi minyak sawit terus meningkat, jika tidak dibarengi dengan serapan maka harga akan anjlok.

"Diserap ekspor 60-70% sisanya 30-40% dalam negeri. Demand pada minyak sawit di dalam negeri untuk food dan oleochemical yang stagnan. Jadi dari 30-40% dari produk sawit yang stay di dalam negeri tadi kira-kira 50% hanya bisa diserap makanan dan oleochemical sehingga masih ada sisa stock yang belum terserap," jelasnya.

Kelebihan pasokan ini yang membuat harga menjadi turun, sehingga pada tahun 2015 pemerintah mengambil inisiatif menciptakan permintaan di dalam negeri yakni dengan program biodiesel.

"Program biodiesel ini sangat strategis sekali dalam rangka mendukung keberlanjutan sawit nasional. Bayangkan seandainya kelebeihan pasokan dalam negeri yang tidak terserap melalui program biodiesel tadi akan terjadi over stock dampaknya turunkan harga, secara berlanjut akan berdampak pada pendapatan petani prinsipnya itu," tuturnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Energi Terbarukan, Sawit Harus Dapat Insentif Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular